MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Otoritas Jasa Keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan terjaga, diiringi fungsi intermediasi yang membaik.
Perbaikan didorong terkendalinya pandemi, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian
Hal tersebut terkonfirmasi dari pertumbuhan Ekonomi Sulsel Triwulan tiga yang tumbuh positif 3,24 persen, serta Leading Indicator pada triwulan berjalan seperti Prompt Manufacturing Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil dan Kapasitas Produksi Terpakai Sulawesi Selatan yang terus melanjutkan tanda tanda recovery.
Pada sektor Perbankan, Kredit posisi November 2021 tumbuh 3,90 persen dibanding tahun sebelumnya yang naik menjadi sebesar Rp128,22 triliun. Khusus untuk pertumbuhan kredit didorong oleh kredit Produktif dengan hare 53,17 persen yang tumbuh 4,91 persen dibanding tahun sebelumnya dengan nominal mencapai Rp 68,17 Triliun.
Sedangkan untuk kredit Konsumtif mencapai Share 46,83 persen Tau tumbuh 2,78 persen dibanding tahun lalu dengan nominal mencapai Rp 60,05 Triliun.
Berdasarkan sektor ekonomi Lapangan Usaha, penyaluran kredit di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh sektor perdangan besar dan eceran sebesar Rp33,89 triliun atau 26,43 persen, sektor petanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp8,18 triliun atau 6,38 persen. Sedang sektor industri pengolahan sebesar Rp5,23 triliun atau 4,08 persen .
Realisasi kredit UMKM di Sulsel tumbuh 9,35 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp44,96 triliun dengan rasio kredit UMKM terhadap total kredit Perbankan sebesar 35,76 persen.
“OJK akan terus mendorong pemenuhan rasio kredit UMKM sebesar 30 persen di level individu Bank secara bertahap sampai 2024. Pada waktunya, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dapat dipenuhi oleh masing-masing Bank dengan memperhatikan keahlian dan model bisnis Bank,” ujar Kepala OJK regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Nurdin Subandi.
“Hal tersebut bertujuan agar akses pembiayaan perbankan bagi UMKM dapat terbuka lebar Penghimpunan DPK tumbuh 4,04 persen dengan nominal Rp113,12 triliun, terdiri dari giro Rp17,70 triliun, tabungan Rp66,30 triliun, dan deposito Rp29,12 triliun,” tutupnya. (*)