MANGGARAI TIMUR, BACAPESAN.COM – Siswi kelas 2 SMA berinisial FS memutuskan gantung diri usai dimarahi ayahnya. Sebelum bunuh diri, gadis 18 tahun itu menulis pesan dirinya menjadi benan keluarga.
Kaplores Manggarai Timur, AKBP Nugroho Arie Siswanto mengatakan FS ditemukan meninggal dunia Sabtu (1/1/2022) sekira pukul 17.00 Wita di rumah orang tua Yakobus Salus, di Kampung Ajang, Desa Balus Permai, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Iya benar, ada kasus penemuan mayat seorang perempuan yang diduga gantung diri di rumahnya, di Balus Permai. Korban ini seorang pelajar SMA kelas II. Polisi dari Polres Matim sudah mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP),” ujarnya dilansir Timexkupang, Selasa (4/1/2022).
Dijelaskannya, jenazah siswi kelas II SMA itu pertama kali ditemukan oleh dua adik kandungnya yaitu Maria Regina Ere (14) dan Elisabet Nadia Fabela (10).
“Ketika pulang saksi Maria langsung mendorong pintu rumah bagian depan. Saat pintu terbuka, dia kaget melihat korban jatuh bersamaan saat pintu terbuka,” katanya.
Maria melihat, leher korban terlilit kabel listrik warna hitam. Gadis kecil itu pun ketakutan dan memanggil tetangga untuk meminta bantuan.
Taak lama, Yosianus Melulu dan Afrianus Noris datang ke rumah korban. Keduanya melihat korban dalam posisi tergeletak di lantai rumah.
“Mulut korban mengeluarkan busa. Saksi Afrianus langsung menginformasikan kepada orang tua korban yang tengah bersilaturahmi ke rumah saudaranya di Kampung Lebih, desa setempat,” ungkapnya.
“Dugaan, korban gantung diri dengan menggunakan kabel listrik dan digantung pada papan tulang yang melintang di atas sebuah balok penyangga rumah. Pukul 22.30 Wita piket SPKT Polres Matim tiba di TKP dan melakukan olah TKP,” ungkapnya.
Dikatakannya berdasarkan hasil pemeriksaan dari Puskesmas Lebih, korban telah meninggal dunia.
“Hasil pemeriksaan bagian luar korban, ditemukan bekas luka di pelipis bagian kanan di duga benturan pada saat jatuh. Juga luka di bagian leher akibat dililit kabel listrik. Selain itu, ditemukan ingus yang meleleh,” katanya.
Ditambahkan AKBP Nugroho, informasi lain yang diperoleh dari TKP, selama ini korban mengalami sakit yang tak kunjung sembuh. Korban sering mengalami kerasukan, diduga sakit ayan.
Sebelum bunuh diri korban meninggalkan catatan dalam sebuah buku tulis. Dalam buku itu korban menulis pesan dalam bahasa Manggarai.
“Pesannya, korban merasa beban tinggal di rumahnya. Beban karena telah membuat rusak laptop milik orang lain. Juga pesan menyampaikan permohonan maaf kepada ayahnya atas kejadian pada Jumat 31 Desember 2021, dimana pada saat itu ayahnya marah-marah terhadap korban,” katanya. (fin/*)