MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Sejumlah partai politik terus berusaha mendapatkan perhatian dari Adnan Purichta Ichsan. Daya magnet Bupati Kabupaten Gowa itu dalam meningkatkan elektoral politik menjadikan dia menjelma jadi primadona bagi elite-elite partai di Sulawesi Selatan.
Godaan kepada Adnan terang-terangan dilakukan elite partai. Meski saat ini masih tercatat sebagai kader Partai Golkar, tawaran bergabung tetap datang dari PKS, NasDem, PDIP, dan PPP.
Ketua Partai Keadilan Sejahtera Sulsel, Muhammad Amri Arsyid mengatakan ‘melamar’ langsung Adnan pada Maret 2021.
“Sejak itu kami intens komunikasi. Kami menunggu realisasi lamaran kami ke beliau. Insyaallah, kalau jodoh tidak akan ke mana,” kata Amri, Senin (10/1/2022).
Menurut dia, PKS punya hubungan baik dengan Adnan karena tercatat sebagai salah satu partai politik pengusung di Pilkada Gowa 2020. Bahkan, klaim Amri, Adnan memberikan sinyal bila hatinya ke PKS.
“Kami pernah melamar Pak Adnan bergabung PKS pada saat bertemu langsung beberapa waktu lalu, beliau sampaikan hatinya sudah ada di PKS,” ujar Amri.
Wakul Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Amir Uskara mengatakan, PPP sebagai partai politik terbuka untuk siapa saja. Termasuk bila Adnan mau bergabung.
“PPP selalu terbuka, kalau pak Adnan gabung silahkan, kami juga mengajak agar sama-sama besarkan PPP,” ujar Amir.
Legislator DPR RI itu menilai semua akan kembali pada Adnan dalam menentukan pilihan. “Kan tak ada paksaan, kembali pada pribadi yang bersangkutan,” kata Amir.
Sebelumnya, Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu juga ikut melirik Adnan untuk bergabung menjadi kader NasDem. Ajakan itu disampaikan dalam video RMS kepada Adnan. RMS mengucapkan terima kasih atas hadiah kain sutera biru dari Adnan.
“Terima kasih kirimannya Pak Bupati. Warnanya warna NasDem. Mudah-mudahan Pak Bupati akan menjadi NasDem juga,” kata RMS berkelakar dalam videonya diterima awak media beberapa waktu lalu.
Sebelum bergabung dengan NasDem, RMS dulunya beberapa kali merayu Syahrul untuk menjadi jadi kader. Syahrul akhirnya memutuskan menanggalkan jaket Golkar dan memilih berseragam NasDem.
“Tempat ini bersejarah. Bapak Syahrul Yasin Limpo saat masih menjabat Gubernur sering hadiri acara NasDem. Akhirnya masuk NasDem. Mudah-mudahan Pak Adnan juga masuk NasDem,” kata Rusdi.
NasDem juga ikut menjadi partai pengusung Adnan pada Pilkada Gowa 2020.
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir berpendapat meski saat ini Adnan masih berstatus kader Golkar, namun bila ada proyeksi untuk maju pada pemilihan gubernur pada 2024, maka tak ada alasan lain Adna harus mencari partai sebagai kendaraan politik. Suwadi menilai, salah satu partai yang cocok bagi Adnan yakni PDI Perjuangan.
“Kalau mau mulus jadi calon Gubenur, Adnan harus jadi kader PDIP,” kata Suwadi.
Suwadi beralasan bila masa jabatan Gubenur Sulsel akan berakhir pada 2023 dan pelaksana tugas Gubernur akan ditunjuk oleh Presiden, maka peluang besar yang ditunjuk berasal dari PDI Perjuangan atau figur yang sejalan dengan kepentingan politik partai banteng.
“PDI Perjuangan partai pemerintah dan pelaksana tugas itu nantinya akan ditunjuk melalui jalur PDI Perjuangan,” ucap dia.
Suwadi mengatakan, PDI Perjuangan saat ini masih berpotensi menjadi pemenang Pemilu 2024. Alasannya, PDI Perjuangan memiliki satu kader potensial maju sebagai calon presiden yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Suwadi, bila Adnan berpartai saat ini, artinya dia harus melakukan kerja-kerja politik untuk meraih 17 kursi DPRD Provinsi sebagai syarat untuk dapat diusung sebagai calon gubernur.
“Kalau Adnan masuk partai, dia bantu partai itu menjadi pemenang Pemilu di Sulsel, supaya bisa mendapatkan garansi maju di Pilgub,” ujarnya.
Disinggung beberapa partai Islam menawarkan Adnan bergabung, Suwadi menyebutkan Adnan membutuhkan dukungan partai besar, selain PDIP, ada Golkar dan Gerindra.
“Kalau secara nasional cuma tiga partai kuat pengaruhnya, PDIP, Golkar dan Gerindra. Kalau tidak mau di PDIP lebih baik bertahan di Golkar,” sebutnya.
Soal banyak kader potensial di Golkar, Suwadi hanya melihat hanya dua, selain Adnan ada juga mantan calon Gubenur Sulsel, Nurdin Halid yang masih memiliki loyalitas di partai Golkar.
“Kalau Golkar masih menggunakan metode survei, cuma Adnan dan Nurdin Halid yang memiliki potensi untuk mengendarai Golkar,” ujar Suwadi. (*)