MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Partai Gelora menjadi pendatang baru di pentas politik Nasional. Meski masih seumur jagung, partai yang dihuni oleh para eks pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini siap memberikan kejutan.
Optimisme Partai Gelora itu digaungkan oleh Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Gelora Sulawesi Selatan, Muzakkir Ali Djamil dalam podcast Harian Rakyat Sulsel yang dikemas dalam program Ngobrol Politik (Ngopi), Kamis (13/1/2022). Pemilu yang sisa dua tahun lagi menjadi ujian berat perdana bagi partai besutan Anis Matta ini.
Lalu seperti apa kejutan yang akan dihadirkan Gelora di Sulawesi Selatan? Menurut Muda–sapaan Muzakkir Ali Djamil, kans Gelora cukup terbuka menatap Pemilu 2024.
Dalam waktu dekat, sejumlah nama-nama yang tak asing lagi di dunia politik lokal Sulawesi Selatan akan turut bergabung.
Mereka saat ini masih tercatat sebagai legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten, kota, dan pusat. “Mereka memberi sinyal untuk bergabung,” kata Muda.
Sayangnya, mantan legislator DPRD Kota Makassar tak merinci secara terbuka nama-nama yang dimaksud. Alasannya realistis, para tokoh yang segera ‘dibajak’ saat ini masih tercatat sebagai pengurus partai lain.
“Tinggal menunggu waktu yang tepat,” timpal Muda.
Tak hanya legislator, Partai Gelora Sulsel juga mengincar sejumlah mantan kepala daerah. Nama-nama mereka akan lebih jelas tergambar pada 2023 nantinya. Tak hanya sampai disitu, Partai Gelora saat ini sudah mulai menyusun bakal calon legislatif (bacaleg) dengan melakukan tiga metode. Sejak Agustus-Desember 2021 melakukan penjaringan nama-nama. Setelah dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu oleh KPU dan terakhir sebelum penetapan daftar calon tetap (DCT).
“Untuk tahap pertama sudah setengah kursi terpenuh. Seperti di Sulsel untuk DPR RI ada 8 kursi dan saat ini sudah ada lima kuota kursi,” ucapnya.
Yang masuk dalam bacaleg saat ini, kata dia, sebagian besar fungsionaris Partai Gelora dan pastinya itu diutamakan untuk jadi caleg dini.
“Itu rekrut pertama, terutama pengurus kecamatan,” beber Muda.
Kader Partai Gelora tidak bisa lepas dari mantan partisan PKS. Bahkan, berembus isu bahwa pengurus Gelora aktif mendekati dan ‘membajak’ orang-orang terbaik PKS di beberapa kabupaten dan kota.
Muda mengaku tidak bisa menghindari fenomena itu. Alasannya, sejak awal didirikan, Partai Gelora memang dihuni oleh tokoh sentral dari PKS, baik di tingkat nasional maupun provinsi.
“Tapi, pengurus Gelora yang merupakan mantan PKS tidak sampai 5 persen, walau didirikan oleh teman-teman dari PKS dulu,” kata Muda.
Muda juga menyebutkan visi misi PKS dan Gelora sangat berbeda, walau sebagai opini publik menyebutkan ada kesamaan.
“Ide dan narasi yang akan kami capai berbeda dengan PKS.”
Muda mengatakan, saat ini Partai Gelora Sulsel sudah siap untuk menghadapi Pemilu 2024. Sejak dini, pihaknya telah menargetkan satu kursi di setiap daerah pemilihan.
Dengan target itu, Muda yakni, Gelora akan lolos ambang batas 4 persen. “Nasional ada 80 dapil, kalau ditargetkan satu kursi tiap dapil, maka berarti itu sudah 80 kursi dan sudah mencapai 10 persen,” imbuh dia.
Dirinya pun menyebutkan saat ini dia sudah bisa mengukur kekuatannya karena berdasarkan survei internal Partai Gelora terus mengalami peningkatan sejak didirikan 2019 lalu.
“Kami rasional mengukur survei, siapapun yang keluarkan itu kami anggap itu tantangan, kalau dari kami sekitar 1,5 persen sampai 2 persen peningkatannya,” ujarnya.
Menurutnya, bila survei yang dilakukan satu kali dalam tiga bulan, progres partai Gelora mengalami peningkatan. “Yang paling penting Gelora naik terus dan itu artinya ada pergerakan,” lanjutnya.
Dua tahun jelang Pileg ini, partai Gelora terus melakukan perekrutan kader baik itu sebagai fungsionaris atau hanya sebatas relawan saja dan kini infrastrukur partai sudah lengkap hingga akar rumput.
“Di Sulsel 92 persen untuk kecamatan dan di Sulsel ada 311 kecamatan dan sudah kita tuntaskan, Kelurahan desa sudah 60 persen. Dua tahun ini cukup luar biasa untuk menatap 2024,” beber dia. (*)