MAKASSAR, BACAPESAN.COM– Belasan guru Sekolah Islam Athirah mengikuti program pertukaran delegasi online Chinese Bridge yang bertajuk ‘Kampung Halaman Para Selebritas Sejarah dan Pesona Hunan-Kelas Apresiasi dan Pengalaman Budaya Sulaiman Hunan’.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Bahasa Asing Dalian ini dibuka pada Senin (17/1) di Museum Seni Bordir Yifeishan Provinsi Hunan, Tiongkok dan diikuti delegasi dari empat negara termasuk Indonesia.
“Kegiatan ini mencakup berbagai pengetahuan tentang sulaman Hunan, termasuk pengenalan singkat tentang sulaman Tiongkok, tinjauan umum dasar sulaman Hunan, pengenalan singkat tentang sulaman etnik minoritas Tiongkok, dan kelas tentang teknik sulaman Hunan,” kata Ketua Panitia Chinese Bridge, Jiang Xiangling.
Guru Sekolah Islam Athirah yang turut menjadi delegasi kegiatan itu berjumlah 15 orang. Mereka pengajar dari beberapa disiplin ilmu.
Staf Departemen Hubungan Masyarakat Sekolah Islam Athirah, Ismia Muksidar, mengatakan, keikutsertaan sejumlah guru dalam kegiatan Chinese Bridge merupakan sebuah kebanggaan karena kegiatan tersebut dihelat dengan skala international.
“Kami sangat bangga, kami mendapat pengalaman baru, apalagi kegiatan ini berskala internasional yang tidak semua orang memiliki kesempatan,” ujar Ismi, Rabu (19/1).
Ismi juga memuji penyelenggara Chinese Bridge, pasalnya alat dan bahan yang dibutuhkan oleh peserta, ditanggung sepenuhnya oleh penyelenggara alias gratis.
“Ini kan materinya tentang menyulam, kita dibekali materi, dilanjutkan praktik, peralatan yang dibutuhkan berupa jarum, benang, kain, dan gunting, itu disiapkan oleh panitianya,” imbuh Ismi.
Sementara itu, peserta Chinese Bridge lainnya, Musyorafah, berharap kegiatan itu dapat memberikan keterampilan baru pada dirinya, baik keterampilan menyulam, maupun keterampilan menggunakan bahasa Mandarin.
“Semoga ada skill baru, kalaupun tidak mahir, setidaknya saya mendapatkan ilmunya. Bukan hanya menyulam yang diajarkan, kita juga diajarkan dasar-dasar bahasa Mandarin,” tutupnya. (*)