WAJO, BACAPESAN.COM – Tanda-tanda Kabupaten Wajo akan menjadi daerah pencetak hafidz atau penghafal Al-Qur’an semakin nampak di bawah kepemimpinan Amran Mahmud.
Tanda-tanda itu mengacu pada data terbaru Bagian Kesra Pemkab Wajo di awal tahun 2022, baik jumlah pondok Tahfidzul Quran yang terus bertambah, maupun jumlah santri yang menjalani pembinaan atau sedang mengikuti program tahfidz.
Tercatat, hingga saat ini sudah ada 3.581 santri yang tersebar di 40 Pondok Tahfidzul Qur’an diberbagai kecamatan di Wajo. Angka ini mengalami kenaikan drastis jika dibanding tahun lalu yang berada di kisaran 1.700 santri.
Diberbagai kesempatan, Bupati Wajo, Amran Mahmud, menuturkan, jika mencetak ribuan hafidz memang menjadi salah satu programnya di pemerintahan. Karena itu, pihaknya selalu mendukung dan memberi perhatian khusus untuk keberadaan pondok tahfidz.
“Kami sangat optimis dua hingga empat tahun kedepan akan banyak lahir kader-kader penghafal Al Quran dari Wajo. Ini tentu menjadi harapan kita semua, dan sejalan dengan visi-misi pemerintahan PAMMASE,” kata Amran Mahmud, saat dikonfirmasi kembali, Kamis (20/1/22).
Amran yang juga ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini meyakini, lahirnya ribuan hafidz Qur’an, selain mempertegas Wajo sebagai kota santri, juga akan meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berlandaskan iman dan taqwa.
Olehnya itu, Amran yang dikenal peduli terhadap pengembangan pendidikan dan keagamaan, meminta dukungan semua pihak, baik alim ulama, tokoh masyarakat, para dermawan, maupun Forkompida untuk bersama mengantarkan Wajo jadi pencetak hafidz.
Selain itu, Pemkab Wajo juga sudah melakukan MoU atau kerjasama dengan Quamtum Akhyar Institut Yayasan, milik Udztas Adi Hidayat, dengan mengirim hafidz untuk mendapat pembekalan khusus.
“Pemkab Wajo telah mengirim 10 orang putra asal Wajo untuk berguru pada Quamtum Akhyar Institut yang dibina langsung oleh Udztas Adi Hidayat. Harapannya agar kelak bisa menjadi motivator bagi putra-putri Wajo untuk terus belajar Al Quran,” sebut kepala daerah yang bergelar Doktor ini.
Amran menambahkan, menjadi hafidz atau penghafal Al-Quran, memiliki beberapa keistimewaan jika ingin menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sebab sejumlah universitas ternama di Indonesia, maupun dunia, memberi garansi meloloskan tanpa harus mengikuti seleksi. Bahkan bisa memilih langsung fakultas umum yang diinginkannya.
Sementara itu, Kabag Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setkab Wajo, Hj. Ernawati Aras mengurai, Pemkab Wajo selalu siap memberi kemudahan bagi Pondok Tahfidz. Termasuk memfasilitasi jika ingin melakukan balik nama terkait lahan yang ditempati.
“Kami siap menfasilitasi antara Pondok Tahfidz dengan pihak Kementerian ATR/BPN terkait legalitas lahan yang ditempati. Tentu dengan tidak mengurangi aturan dan persyaratan yang ada,” jelas Erna.
Bukan hanya itu, lanjut Erna, Pemkab Wajo melalui Dinas Kesehatan juga memberikan dukungan layanan kesehatan kepada santri dan pembina pondok yang mengalami ganguan kesehatan atau sedang sakit.
Diketahui, program cetak ribuan penghafal Al-Qur’an merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Wajo yang tertuang pada visi-misi Pammase, selain program Gerakan Masjid Cantik (Gemantik) dan pemberian insentif bagi pegawai Sya’ra. (*)