LUWU TIMUR, BACAPESAN.COM- PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) meningkatkan upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Berbasis Herbal dengan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA).
Pemanfaatan tersebut telah berjalan sejak 2016 dengan bantuan pendampingan dari Yayasan Aliksa serta dukungan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Kesehatan.
Berbagai pelatihan turut disediakan untuk masyarakat yang berminat menjadi penggiat herbal, diantaranya pelatihan yang dilaksanakan mulai dari pelatihan ekologi tanah, herbal dasar, pengenalan penyakit dan penanganannya dengan herbal, pengolahan hasil tanaman berkhasiat obat (TOBAT), kewirausahaan jamu, herbal lanjutan, penyehat tradisional ramuan dan keterampilan (pijat refleksi dan tradisional), dan griya sehat, hypnoterapi.
Hingga akhir Juni 2021, masyarakat yang mengikuti program UKBM Herbal binaan PT Vale berjumlah 323 orang, terdiri atas 299 perempuan dan 24 laki-laki. Sementara anggota yang sudah terdaftar dalam Himpunan Penggiat Herbal Organik (HIPHO) berjumlah 33 orang. Mereka tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Luwu Timur, yakni Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili.
Salah seorang penerima manfaat, Sitti Hayani (37) menuturkan, wawasannya mengenai ramuan obat tradisional bertambah semenjak mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Vale melalui UKBM Herbal. Ketertarikannya terhadap herbal sudah ada semenjak remaja karena rutinitas mengonsumsi jamu godok.
“Manfaatnya tentu sangat besar jika bisa membuat jamu sendiri. Karena itu, saya begitu bersemangat saat diutus oleh Puskesmas Lampia untuk mengikuti pelatihan UKBM Herbal tahun 2016,” ujar Hayani yang berprofesi sebagai perawat. Berawal dari belajar mengenai ekologi tanah, kini dia sudah mengantongi sertifikat kompetensi pijat refleksi dan penyehat tradisional pratama (asisten herbalis).
Kini, Hayani aktif berperan sebagai pendamping Kelompok BrandPasi dan Kelompok Mawar Harapan di Kecamatan Malili. Setiap kelompok binaan terdiri atas beberapa dasawisma, di mana satu dasawisma beranggotakan sekitar 17-20 kepala keluarga (KK). Mereka rutin bertemu setiap dua kali seminggu.
“Selain mendapat manfaat kesehatan, UKBM Herbal turut membantu perekonomian warga melalui penjualan aneka jamu kemasan yang diproduksi secara mandiri. Andalan kami adalah wedang khusus perempuan saat datang bulan, serta sirup dan teh dari bunga telang,” tambah Hayani.
Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale, Ardian Indra Putra mengungkapkan, di tengah situasi pandemi, kegiatan reguler UKBM Herbal berupa pendampingan teknis tetap berlangsung, baik melalui daring maupun tatap muka secara terbatas dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Untuk mengembangkan UKBM Herbal, PT Vale kini tengah mendorong optimalisasi Griya Sehat di setiap kecamatan yang termasuk dalam area pemberdayaan, yang berfungsi sebagai pusat layanan kesehatan berbasis herbal, promosi dan edukasi kesehatan, serta pengembangan usaha para penggiat herbal (community enterprise).
Menurut Ardian, Panti Sehat dikelola oleh kader yang telah menyelesaikan pelatihan herbal dasar, penyehat tradisional (Hatra), training of trainer, serta memiliki sertifikat sebagai Hatra.
“Saat ini, semua kegiatan implementasi keahlian masih dilakukan secara mandiri di setiap kelompok binaan. Melalui keberadaan Panti Sehat, kami berharap tujuan-tujuan yang sudah direncanakan bisa terealisasi secara optimal, sehingga fungsi Griya Sehat dirasakan oleh masyarakat, khususnya penggiat herbal,” kata Ardian. (*)