MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto Wali Kota Parepare, Taufan Pawe terkonfirmasi positif Covid-19.
Keduanya bergejala ringan sehingga memilih isolasi mandiri. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan Andi Ina Kartika Sari juga terpapar.
Danny menyampaikan kondisi dirinya melalui video yang beredar luas ke publik.
Adapun Taufan mengumumkan dirinya positif melalui akun instagramnya.
Sejak Minggu malam, Danny mengalami demam dengan keluhan berat di tenggorokan. Saat itu juga, dirinya langsung menjalani tes PCR.
“Hasilnya Senin malam kami terkonfirmasi positif,” ucapnya.
Adapun Taufan positif meski tidak bergejala. Istrinya, Erna Rasyid juga terpapar virus tersebut.
“Saya bersama istri saya dinyatakan positif Covid-19. Mungkin ini disebabkan beberapa hari terakhir aktivitas saya lumayan padat di luar,” kata Taufan.
Taufan sementara waktu isolasi mandiri dan melakukan tugas dan tanggung jawab dari rumah jabatan. Dia menyarankan kepada para kerabat yang dalam beberapa hari terakhir ini berinteraksi dengannya, agar melakukan tes PCR.
Andi Ina juga mengumumkan dirinya positif melalui akun instagramnya. Dia merasakan gejala ringan. Tenggorokan gatal, tidak batuk, tidk deman, dan tidak flu. Dia juga memilih isolasi mandiri di rumahnya.
“Semoga setelah isolasi, saya bias beraktivitas kembali,” ujar Ina.
Danny terkonfirmasi positif Covid-19 untuk kali kedua. Sebelumnya, dia juga sempat positif pada awal tahun 2021 lalu.
Saat menjalani tes baru-baru ini, Danny mengaku angka CT value (cycle threshold value) pada hasil tes PCR-nya menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
Sekadar diketahui, semakin besar angka pada CT value, maka semakin sedikit konsentrasi virus pada sampel tubuh pasien. Artinya, semakin tinggi CT value, maka semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi.
“Kami mengalami dua kali Covid-19. Sebelumnya CT kami 13, sekarang CT 33,” jelasnya.
Saat ini Danny menjalani isolasi mandiri di kediamannya di Jalan Amirullah. Aktivitas pelayanan publik yang biasa dilakukan setiap hari di sana, untuk sementara ditiadakan.
Danny memastikan, seluruh kegiatan Pemerintahan Kota Makassar tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan dipimpin oleh Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi.
“Pelayanan publik Kota Makassar tetap berjalan dengan baik yang akan langsung dipimpin Ibu Wawali. Akan tetapi pelayanan publik atau keluhan masyarakat yang biasa kami lakukan dengan menerima tamu pagi, sore, dan malam hari di Amirullah, kami belum bisa lakukan sampai kami pulih,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengatakan, saat ini tim dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Makassar disiagakan di kediaman Danny Pomanto untuk memantau kondisi kesehatannya.
Sejauh ini, kata Ida, sapaan akrabnya, kondisi Danny tergolong baik meski mengalami gejala ringan.
“Alhamdulillah tensinya bagus, saturasi oksigennya rata-rata 98-99. Kondisi makannya juga bagus. Bapak ada gejala flu ringan, tapi yang namanya sudah terkonfirmasi positif, otomatis harus isolasi mandiri,” beber Ida.
Kata Ida, pihak RSUD Makassar juga sudah melakukan pengetesan atau testing kepada seluruh orang yang tinggal dan bekerja di kediaman Danny. Hasilnya, satu orang juga positif Covid-19.
“Sebanyak 35 orang yang kami screening kemarin di Amirullah, kami dapatkan satu orang juga positif. Keluarga wali kota semua negatif. Satu orang terkonfirmasi itu saya kurang jelas siapa karena saya juga belum dapat informasi dari Dirut RS Daya,” jelasnya.
Ida mengaku belum bisa memastikan apakah Danny Pomanto terpapar virus Covid-19 varian Omicron atau bukan. Pasalnya, yang bisa menentukan hal tersebut hanyalah Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Jika ada sampel yang dicurigai Omicron atau disebut probable Omicron, maka akan segera dikirim ke Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk memastikannya.
Saat ini, kata Ida, sampel milik Danny Pomanto tengah diperiksa di RSUD Makassar. Jika sampel tersebut probable Omicron, maka akan segera dikirim ke Laboratorium Litbangkes.
“Kalau tidak probable, berarti tidak kami kirim. Karena tidak semua sampel kami kirim ke Litbangkes. Hanya yang kami curigai betul,” imbuh dia.