MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Usia boleh saja menua, keriput juga boleh saja muncul, tapi otak tidak boleh ikut menua. Itu disebabkan seiring pertambahan usia fungsi otak akan mengalami penurunan kemampuan mengingat, berpikir, dan mengendalikan emosi.
Hal itu disampaikan Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM), Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD saat di wawancara perihal kegiatan Turnamen domino dengan tema World Antiaging Day. Di mana kegiatan ini didukung Cell Tech Stemcell Center, Minggu (20/3). Kata dia, semuanya itu bisa dicegah dengan beberapa metode. Salah satunya dengan bermain domino.
Menurut Prof. Deby, permainan Domino cara efektif dan murah meriah untuk menjaga kesehatan otak sebab dapat menghindari risiko stroke ataupun penyakit degeneratif otak seperti demensia atau Alzheimer.
“Dua jenis itu bisa berkumpul bersama, tertawa lepas bersama sahabat, rekan kerja dapat memunculkan hormon kebahagiaan yakni endorfin serta serotonin,” ujar Prof. Deby yang juga Founder Celltech Stemcell Center Vinski Tower.
Ketua Panitia Tenas III IKA SMANSA Makassar berpendapat setiap aktivitas senam otak yang merangsang mental akan membantu membangun kesehatan otak. Bisa dengan membaca, teka-teki kata, menggambar, melukis, kerajinan lainnya. Termasuk permainan domino.
Menurut penelitian telah menemukan bahwa aktivitas otak merangsang koneksi baru antara sel-sel saraf dan bahkan dapat membantu otak menghasilkan sel-sel baru
Prof. Deby yang merupakan Guru Besar pertama antiaging Indonesia ini lewat presentasinya yang bertajuk The Role of Preventive, Regenerative and Anti-Aging Medicine: An Integral Part of Modern Health Profession in Fulfilling World Expectation Toward the Wellbeing of Mankin bersama panitia Tenas III IKA SMANSA Makassar beserta seluruh negara yang tergabung WOCPM akan mencanangkan World Antiaging Day di Bedugul Bali.
Agenda itu bertepatan dengan Tenas III IKA SMANSA Makassar 22 Juni 2022. Rencananya, akan dihadiri seluruh alumni seluruh dunia. Kemudian pencanangan ini dirangkaikan pemecahan rekor senam antiaging serentak dengan peserta terbanyak.
“Semoga niat tulus ini dimudahkan sebab konsep medical Tourism bisa menjadi sumber mendatangkan devisa bagi negara Indonesia sebab sekitar 158 triliun devisa negara yang hilang karena berobat keluar negeri,” paparnya.
Terpisah, Marketing Communication Celltech Stemcell Center, dr. Wachyudi Muchsin SH MKes menyampaikan, saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia merasakan pengobatan teknologi quantum yang diterapkan dalam stem cell. Sehingga kondisi kesehatannya sudah membaik, bahkan sudah bugar kembali.
“Tak hanya itu, mereka juga memperoleh penjelasan kalau terapi stem cell sangat baik dilakukan dalam memulihkan kesehatan tanpa perlu ke luar negeri cukup di Indonesia,” ujar dokter Yudi. (*)