Ni’matullah Rangkul Loyalis IAS

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Ilham Arief Sirajuddin (IAS) gagal menakhodai Partai Demokrat Sulawesi Selatan. Dewan Pimpinan Pusat memilih kembali Ni’matullah menjadi pemimpin partai berlambang Mercy tersebut di daerah ini.

Keputusan menunjuk Ni’matullah dilakukan oleh tim tiga yang terdiri atas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekretaris Jenderal Teuku Riefky Harsya, dan Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Herman Khaeron, Rabu (30/3/2022).

Keputusan ini sekaligus mengabaikan dukungan mayoritas pengurus DPC Demokrat se-Sulsel yang mutlak mendukung IAS pada Musyawarah Daerah Demokrat Sulsel pada Desember 2021. Kala itu, IAS mengantongi dukungan dari 16 DPC, sementara Ni’matullah mendapat 9 dukungan.

Herman Khaeron mengatakan semua calon yang diusulkan oleh para pemilik suara di Musda merupakan kader terbaik Partai Demokrat di daerahnya masing-masing. Mereka memiliki jejak rekam dan kompetensi yang sudah teruji selama ini dan sama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk membangun Partai Demokrat ke depannya.

“Terpilihnya Ni’matullah salah satunya karena dapat mempertahankan kedaulatan partai atas rongrongan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat. Ni’matullah sebagai pimpinan DPRD Sulsel pun dipercaya dapat melakukan konsolidasi dengan baik di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan,” kata Herman.

Herman meminta Ni’matullah agar segera melakukan konsolidasi, untuk persiapan verifikasi parpol dan Pemilu 2024.

Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Nurpati mengatakan tim tiga memiliki pertimbangan matang dengan berbagai sebelum menetapkan Ni’matullah.

“Loyalitas dan kapabilitas tentu menjadi pertimbangan utama. Selain itu tentu ada pertimbangan lain,” kata Nurpati kepada Harian Rakyat Sulsel.

Nurpati meminta Ni’matullah untuk merangkul semua kader DPC khususnya yang memberikan dukungan kepada IAS pada Musda yang lalu.

“Tentu diharapkan semua kader apalagi pimpinan DPC menunjukkan loyalitas kepada partai bukan pada individu,” imbuh dia.

Dirinya pun mengakui setiap pemimpin tidak ada sempurna dan pastinya memiliki kelemahan. “Tidak ada kepemimpinan dan pemimpin yang sempurna. Kelebihan dan kekurangan, bisa saling melengkapi disertai semangat juang bersama,” ujar Nurpati.

Adapun Ni’matullah mengaku akan melakukan pendekatan kepada IAS. Menurut dia, sosok IAS adlaah senior yang banyak berkontribusi kepada partai.

“Saya hargai dia sebagai senior Partai Demokrat dan beliau juga menjadikan dinamika Musda ini menjadi perhatian publik,” kata dia.

Wakil Ketua DPRD Sulsel ini pun menilai saat ini banyak kerja-kerja yang mendesak yang harus dilakukan menghadapi Pemilu 2024. “Pastinya saya akan merangkul semuanya dan saya akan sampaikan seperti inilah keputusan partai,” ujarnya.

Ni’matullah menolak merespons adanya riak-riak kader, khususnya loyalis IAS, yang mengancam akan hengkang bila IAS tak terpilih memimpin Demokrat Sulsel. Menurut dia, hal tersebut merupakan hak politik masing-masing kader.

“Tapim kami berharap tetap berada di partai ini. Kita bicara baik-baik. Kan tidak ada ji apa-apa, saya tetap mengajak dan tidak menghalangi jika mau pindah partai,” imbuh Ni’matullah. Sementara itu, Ilham Arif Sirajuddin mengatakan DPP Demokrat memutuskan memilih Ni’matullah sebagai nahkoda Demokrat Sulsel dan belum memberi kepercayaan kepada dirinya untuk memimpin kembali DPD Demokrat Sulsel.

“Inilah realitas yang harus selalu bisa diterima sebagai seorang politisi,” kata IAS.

Dirinya menerima hasil keputusan DPP, walau dipastikan memiliki kekecewaan dan saat ini sementera memikirikan langka politiknya depan.

“Saya bisa menerima ini dan sedang dalam proses menimbang beberapa hal terkait langkah politik pribadi saya kedepan. Saya menghargai keputusan DPP sebagai keputusan organisasi di mana saya sedang berkecimpung di dalamnya saat ini,” ujarnya.

Tak hanya itu, IAS juga meminta maaf kepada 16 DPC yang memberikan dukungan kepada dirinya dan terus berjuang selama ini.

“Saya berterima kasih sekaligus memohon maaf kepada seluruh rekan yang sudah bersama berjuang, terutama kepada 16 DPC yang sudah mendukung saya sekaligus menolak laporan pertanggungjawaban kepengurusan periode kepengurusan DPD Demokrat yang lalu,” tuturnya

“Sesungguhnya tentang perjuangan ini, tidak pernah ada yang sia-sia. Karena kita benar-benar memahami apa yang kota perjuangan untuk kebaikan partai ini,” tutupnya.

Ketua Bappilu DPP Demokrat, Andi Arief, menyampaikan IAS merupakan sosok yang mempunyai pengaruh kuat di Sulawesi, khususnya Sulsel. Olehnya itu, DPP Demokrat menaruh harap agar mantan Wali Kota Makassar itu bisa berkiprah di partai berlambang Mercy pada jenjang lebih tinggi.

“IAS merupakan sosok yang punya pengaruh kuat. Beliau merupakan tokoh yang bisa menutupi kebutuhan politik Demokrat tingkat regional,” singkatnya.

Ketua Bappilu DPP Demokrat, Andi Arief, menyampaikan IAS merupakan sosok yang mempunyai pengaruh kuat di Sulawesi, khususnya Sulsel. Olehnya itu, DPP Demokrat menaruh harap agar mantan Wali Kota Makassar itu bisa berkiprah di partai berlambang mercy pada jenjang lebih tinggi.

“IAS merupakan sosok yang punya pengaruh kuat. Beliau merupakan tokoh yang bisa menutupi kebutuhan politik Demokrat tingkat regional,” ucap Andi Arief.

Informasi yang dihimpun awak media, pasca-keputusan DPP menetapkan Ulla sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel, IAS diberikan dua opsi. Pertama, tetap menjadi bagian struktur di daerah alias tetap di Demokrat Sulsel. Kedua, ditarik ke pusat alias DPP.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan saat ini belum bisa dilihat reaksi ketua-ketua DPC atas keputusan DPP itu.

“Mungkin juga mereka akan mengambil sikap yang tidak sesuai harapan DPP. Seperti mundur atau berpindah partai. Hal yang biasa saja dalam praktik tata kelola partai politik yang berbasis followership (kepengikutan),” katanya.

Namun dirinya menilai ketua terpilih perlu membangun rekonsiliasi. “Bukan semangat zero sum game, yang menyingkirkan semua pihak yang tidak mendukungnya. Meskipun tetap perlu juga evaluasi di terhadap kepemimpinan DPC,” ujarnya.

Dukungan DPC di Musda, harus menjadi pelajaran bagi Ketua DPW terpilih. “Bahwa ke depan, performa kepemimpinan masih perlu diperbaiki,” imbuh dia. (*)

  • Bagikan