JAKARTA, BACAPESAN.COM – Komedian Pandji Pragiwaksono jadi bahan cemooh netizen. Gara-garanya, pria 45 tahun ini menulis sebuah cuitan tentang penganiayaan.
Pandji bilang, tidak apa-apa ada penganiayaan. Baik itu karena joke, sebar hoaks, atau penganiayaan karena tertangkap maling.
Dia bilang bahwa penganiayaan terjadi karena rakyat sudan tidak percaya dengan penegak hukum.
“Gapapa dianiaya walau cuma joke. Gapapa dianiaya kalau pernah nyebar hoax. Gapapa dianiaya kalau dia pendukung klub lawan. Gapapa dianiaya kalau dia maling. Inilah konsekuensi dari rakyat yang udah ga percaya aparat, mereka memutuskan untuk ambil tindakan sendiri,” begitu tulis Pandji di Twitternya, @pandji yang terferivikasi.
Cuitan itu dibuat sehari setelah ada penganiayaan yang dialami oleh dosen UI Ade Armando saat aksi unjuk rasa di DPR RI pada Senin 11 April 2022.
Pandji kemudian dicaci netizen. Dia dianggap setuju dengan segala bentuk penganiayaan. Termasuk pengeroyokan Ade Armando.
Menanggapi cemooh netizen, Pandji lalu mengklarifikasi melalui video di instagram miliknya. Dia katakan bahwa cuitan itu tidak ditangkap secara utuh oleh netizen.
“Ada cuitan gue yang tidak tertangkap dengan baik,” kata Pandji.
Dia mengatakan, cuitan itu adalah sindiran. Tetapi tidak ditangkap dengan baik oleh netizen.
“Gue lagi bermaksud menyindir. Memang sarkasme tidak untuk semua orang. Gue maksud menyindir orang lain, tapi sarkasmenya tidak ketangkap jadi dikira aku berpikir seperti itu (membenarkan penganiayaan)” katanya.
Pandji mengatakan, dia tidak sepakat dengan adanya penganiayaan. Apalagi yang dialami oleh Ade Armando.
Tetapi kata dia, di dunia komunikasi terkadang membuat orang salah menanggapi.
“Dunia komunikasi itu kan dunia gaib. Cuma di dunia komunikasi doang kita lemparnya apa, orang nangkapnya apa. Dan biasa aja. Sering terjadi,” katanya.
Dia bilang, hanya orang yang tahu dia, yang tahu cara sarkasme-nya yang bisa paham maksud cuitan itu.
“Gue rasa gue gak perlu jelasin banyak karena orang yang tahu gue yang ngikutin karya gue, thu persisi ngga mungkin gue membenarkan penganiayaan ga mungkin,” katanya.
“Gak mungkin gw normalisasi cara untuk menganiayaa orang. Karena ada jejak digitalnya sejak dulu gue selalu bilang ngga dibenarkan untuk memukul. Atas alasan apapun,” tuturnya.
Adapu di cuitan lain, Pandji sebelumnya mengutuk penganiayaan yang dialami oleh Ade Armando.
“Biadab bener. Semoga pelaku segera ditemukan, ditangkap dan diadili. Lekas sembuh Mas Ade Armando. Stay strong,” tulis Pandji Selasa kemarin.
“Gapapa dianiaya walau cuma joke”
“Gapapa dianiaya kalau pernah nyebar hoax”
“Gapapa dianiaya kalau dia pendukung klub lawan”
“Gapapa dianiaya kalau dia maling”
Inilah konsekuensi dari rakyat yg udah ga percaya aparat, mrk memutuskan utk ambil tindakan sendiri. — Pandji Pragiwaksono (@pandji) April 11, 2022. (fin/*)