MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Momentum hari Kartini yang digelar setiap 21 April bukanlah sekadar peringatan biasa. Sebab, peringatan hari Kartini memiliki makna yang lebih dalam.
Hal itu diungkapkan secara langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar, Achi Soleman, Rabu (22/4/2022).
“Jadi, peringatan hari Kartini bukan hanya serimoni saja. Tapi kami mengajak aktivis perempua agar andil dalam perjuangan kesetaraan gender, begitu juga ibu-ibu untuk pencegahan stunting,” katanya.
Menurutnya, untuk Dinas pemberdayaan perempuan sendiri bahwa itu stunting menjadi upaya penanganan dan pencegahan bersama untuk penurunan angka stunting di Kota Makassar.
“Jadi, kalau kami dari pemberdayaan perempuan lebih melihat kepada kualitas ketahanan keluarga untuk dijadikan salah satu pendekatan untuk upaya penanganan ranting dan dari kualitas keluarga,” jelasnya.
“Nah, dari kualitas hidup ketahanan, keluarga ini kita bisa dorong untuk ketahanan dari segi ketahanan fisik ketahanan ekonomi dan ketahanan sosial psikologi,” sambung Achi.
Tak hanya itu, dari sisi intervensi pemberian gizi yang baik dan pemberian ASI eksklusif untuk melakukan pencegahan stunting itu lebih penting dan upaya-upaya yang dilakukan sebenarnya adalah bagaimana pendukung penurunan stunting.
“Tentu, ini dengan bekerja sama baik suami dan istri memperoleh hak yang sama dalam hal menghasilkan pendapatan dan merencanakan mengelola keuangan keluarganya sehingga memang pemenuhan untuk tumbuh kembang anak bisa lebih maksimal lagi,” jelasya.
Selain itu, lanjut dia. Jikalau berbicara tentang kesetaraan gender, di DPPPA melihat bahwa fungsi ayah dan ibu setara untuk melakukan upaya-upaya pencegahan, termasuk bagaimana keluarga melakukan upaya pencegahan pernikahan anak.
“Karena muaranya, kami melihat perkawinan anak. Kalau anaknya tidak matang secara sosial emosional, tentunya mereka juga untuk melakukan pembinaan secara kekeluargaan kepada keluarga kecilnya ini agak sulit,” tuturnya.
Disitu pihaknya melihat dari segi kesetaraan gender nya dan kalaupun dalam pengasuhan anak memang juga ada upaya-upaya yang dilakukan oleh keluarga semua peran-peran keluarga baik ayah dan ibu para untuk untuk melakukan upaya-upaya menghindari kekerasan dalam rumah tangga.
“Banyak alasan fisik verbal maupun ekonomi dan sang istri pun juga harus memang sudah mengerti dan suamiku juga sudah harus mengerti tentang bagaimana pula, di sini juga kita melihat bahwa untuk itu semua dibutuhkan kestabilan ekonomi dan kestabilan emosional dari keluarga baik,” terangnya.
Dia juga mengingatkan program jagai anak’ta sesuai insteuksi Wali Kota Makassar, Danny Pomanto dan Wakil wali kota Fatmawati Rusdi. Dimana peran masyarakat keterlibatam semua pihak jagai anak’ta.
“Bahwa diprogram jagai anak’ta itu, upaya yang harus dilakukan keluarga adalah bagaimana melakukan pemenuhan hak-hak dasar anak dan melakukan perlindungan pada anak,” pungkasnya. (*)