JAKARTA, BACAPESAN.COM – Salah satu yang dinanti ketika Lebaran tiba selain bersilaturahmi dengan sanak keluarga di kampung halaman adalah berpelesir atau liburan. Kali ini, masyarakat yang telah dua tahun menahan diri untuk bepergian mendapat kesempatan melakukan mudik sekaligus libur Lebaran.
Meski demikian, kekhawatiran akan COVID-19, terutama varian Omicron masih membayangi. Lantas, adakah cara aman berwisata di tengah kondisi pandemi?
Kepala Program Studi Kedokteran Keluarga Layanan Primer Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr dr Dhanasari Vidiawati, MSc.CM-FM, Sp.KKLP mengatakan, berwisata cenderung lebih aman dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Jadi, kalau kita masih bisa berwisata dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan itu masih agak aman,” kata Dhanasari.
Selain menerapkan prokes, Dhanasari juga menganjurkan untuk menghindari berwisata di tempat tertutup. Alih-alih ke lokasi yang tertutup, disarankan untuk berwisata di tempat terbuka pada libur Lebaran kali ini.
“Yang dianjurkan adalah berwisata di tempat terbuka dan masih bisa jaga jarak,” tambahnya dalam diskusi daring bersama BNPB.
Indonesia memiliki banyak obyek wisata alam terbuka seperti kebun teh, air terjun, pantai, gunung, dan danau. Meski demikian yang perlu dipastikan ketika akan berwisata ke tempat-tempat tersebut adalah jumlah pengunjung yang tidak tumpah ruah. Jika pengunjung masih bisa menjaga jarak ketika berada di lokasi wisata maka hal itu relatif aman dari potensi penularan penyakit.
Kemudian, seperti apakah wisata yang berisiko penyebaran COVID-19? Menurut Dhana, bila wisata tersebut membuat orang jadi membuka masker, seperti kegiatan makan di tempat umum.
“Yang paling sulit adalah berada di tempat umum yang harus makan bersama,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini kasus COVID-19 di Indonesia dalam kondisi terkendali. Meski demikian, penambahan kasus positif masih terjadi teiap hari. Data per 1 Mei 2022 menunjukkan, sejumlah 7.474 kasus aktif sebagian besar menjalani isolasi mandiri di rumah.
Masih adanya kasus aktif COVID-19 dengan jumlah yang tidak sedikit, penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan merupakan upaya memutus mata rantai penularan virus Corona SARS-CoV-2. Mengingat, ada pula sebagian orang yang terinfeksi namun tak menimbulkan gejala.
“Pada saat Lebaran kita bertemu dengan kelompok rentan. Bila orang muda yang kena mungkin tidak ada gejala, atau gejala ringan. Namun, pada kelompok rentan seperti lansia atau pada mereka dengan penyakit kronis yang tidak terkontrol meski sudah divaksinasi satu dan 2 tetap ada potensi sakit dan dirawat,” kata dokter spesialis paru konsultan Pompini Agustina yang juga Ketua Tim Pokja Penyakit infeksi Emerging RSPI Prof Dr Sulianti Saroso di kesempatan yang sama.
Seseorang yang sudah terinfeksi COVID-19 pun masih mungkin terkena lagi atau reinfeksi. Maka dari itu, hentikan penularan dan cegah penularan dengan tetap memakai masker serta menerapkan prokes lainnya termasuk saat berwisata libur Lebaran bersama keluarga.
Selanjutnya, yang tak kalah penting dilakukan yakni membawa perlengkapan alat makan sendiri. Hal ini mengingat, air liur bisa menjadi media penularan virus Corona jenis baru tersebut.
“Jadi, saya anjurkan bawa alat makan sendiri. Misalnya, membawa sendiri botol minum, kemudian sendok. Itu contoh sedikit,” ucapnya.
Terakhir, pilih destinasi wisata yang sudah mengantongi sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE). Dengan begitu, kegiatan berpelesiran diharapkan bisa terbebas dari ancaman penularan virus COVID-19.
“Maka, kemudian pilih tempat wisata yang akan dituju sudah sesuai standar sertifikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata,” tukasnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan libur Lebaran kali ini bisa dilakukan dengan minim risiko paparan COVID-19. (int/*)