MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, mengatakan telah memerintahkan seluruh jajaran tenaga kesehatan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk memantau perkembangan masyarakat mengenai Hepatitis akut.
Tak hanya Puskesmas, Danny juga meminta seluruh rumah-rumah warga dipantau oleh ketua RT dan RW di wilayahnya masing-masing. Terkhusus bagi masyarat yang baru saja pulang mudik, RT dan RW diminta untuk aktif mendata warganya.
“Juga semua rumah-rumah dipantau. Saya imbau RT dan RW kerja baik memantau masyarakat kalau ada yang baru datang. Harus pro aktif. Jangan menunggu, terutama kepala keluarga harus diberi peringatan dini,” ujar Danny.
Tak hanya itu, upaya lain untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit Hepatitis di Makassar, Danny juga akan menginstruksikan agar Tim Detektor Covid-19 mendatangi rumah-rumah warga apabila terjadi eskalasi penyebarannya virus. Hanya saja kata dia sejauh ini khusus di Makassar belum ada ditemukan kasus tersebut.
“Kami ada tim detektor. Kalau ada ekskalasi tertentu, karena sampai sekarang belum ada yang ditemukan, kami turunkan detektor. Ada 500 orang tim detektor akan ke rumah-rumah,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin menyebut belum menyiapkan langkah khusus untuk mengantisipasi kasus Hepatitis. Ia menyebut pihaknya telah meneruskan surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kepada seluruh puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Pastinya Puskesmas semuanya akan mengantisipasi melalui SKDR (sistem kewaspadaan dini dan respons) nya,” sebutnya.
Nursaidah berujar, kewaspadaan untuk kasus Hepatitis misterius baru berfokus pada surat edaran dari Kemenkes. Pihaknya akan melihat situasi selanjutnya.
“Belum ada kesiapan yang berarti sebenarnya. Cuma memang kewaspadaan itu yang terus ditingkatkan. Dengan edaran yang diberikan oleh kementerian kesehatan,” bebernya.
Adapun pakar epidemiologi dari Universitas hasanuddin, Profesor Ridwan Amiruddin menjabarkan peningkatan kasus terjadi secara global. Menurutnya, trend penyakit ini melibatkan mikroorganisme Aviadenovirus sebagai penyebab utamanya.
Sama seperti penyakit Hepatitis lain, penularannya biasa terjadi melalui fecal oral transmission. Yaitu ketika patogen dalam partikel tinja seseorang berpindah ke mulut orang lain. Kurangnya sanitasi yang memadai serta praktik kebersihan yang buruk bisa menjadi salah satu pemicu dasar penularan penyakit ini.
Sebelumnya WHO telah menyebutkan lima faktor umum fecal oral transmission yaitu melalui jari, lalat, lahan/tanah, cairan, serta makanan. Ridwan menyatakan, kepanikan masyarakat tidak boleh terjadi dalam menghadapi penyakit ini. Justru disiplin diri dalam menjaga kebersihan yang harus diutamakan, sehingga penularan tidak dapat terjadi.
“Yang perlu diperhatikan tetap didiplin pada kebersihan diri, jaga cara/pola makan. Hepatitis ini cenderung menular melalui transmidi makanan yang kurang higienis dan bersih. Makan dan Minum yang telah di masak/matang, dab mencuci tangan sebelum makan,” ujarnya.
Bahkan ia menyebut bahwa akan ada kemungkinan kasus ini akan sama seperti Covid-19 hanya saja dalam penangananya tentu akan berbeda.
“Peluangnya sama, keduanya sama-sama KLB, hanya mekanisme penularan relatif berbeda. Hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya ini masih menjadi kajian sebagai kelompok virus Hepatitis A, B atau C. Ini belum mendapatkan vaksin covid 19, jadi tidak terkait,” pungkasnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, Siswanto Wahab mengatakan terhitung sejak dari Januari 2022 hingga saat sekarang ini penyakit Hepatitis belum ditemukan di wilayah Kota Makassar.
“Sampai saat ini belum ada konfirmasinya mengenai adanya kasus Hepatitis Akut di Makassar,” ucap Siswanto saat dihubungi Harian Rakyat Sulsel.
Hepatitis akut disebut kata dia adalah suatu infeksi peradangan pada organ hati (lever). Ditandai dengan gejala awal demam, lesu, mual, muntah, diare, dan sering disertai kuning pada mata dan kulit.
“Penyebab hepatitis adalah virus, dan ada lima serotipe virus, yaitu Hepatitis A, hepatitis B,C,D dan E. Penyakit ini bisa kena siapa saja, semua usia, rentan tertular hepatitis. Untuk penanganan, seperti halnya penyebab virus pada umumnya, tidak ada obat khusus, karena diharapkan bisa sembuh sendiri. Cukup minum vitamin, makanan bergizi, dan istirahat,” beber Siswanto. (*)