MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Sejumlah anak kepala daerah berpotensi maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 meneruskan jabatan sang ayah.
Mereka adalah Farid Kasim Judas (Putra Wali Kota Palopo, Judas Amir), Muhammad Dhevy Bijak (Putra Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak), Arham Basmin (Putra Bupati Luwu, Basmin Mattayang), Mitra Fakhruddin (Putra Bupati Enrekang, Muslimin Bando), dan Andi Izman Maulana Padjalangi (Putra Bupati Bone, Andi Fashar Padjalangi).
Bukan hal mustahil. Beberapa anak mantan kepala daerah pernah memenangi Pilkada, seperti Adnan Purichta Ichsan (Bupati Gowa), Ilham Azikin (Bupati Bantaeng), dan Andi Seto Gadista Asapa (Bupati Sinjai).
Salah satu putra mahkota Luwu, Arham Basmin Mattayang dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya selalu siap jika ada perintah dari partai dan masyarakat Luwu untuk bertarung di Pilkada Luwu 2024. “Pada prinsipnya saya siap jika memang ada perintah partai dan masyarakat Luwu,” ujarnya, Selasa (14/6/2022).
Ketua NasDem Luwu ini menambahkan jika dirinya mulai intens membangun komunikasi dengan beberapa komunitas dan tokoh masyarakat di Luwu. Hal ini tidak lain sebagai bagian dari konsolidasi organisasi Partai NasDem untuk pemenagan partai di daerah Luwu Raya pada Pileg 2024.
“Apalagi kalau daerah membutuhkan saya siap. Sekarang komunikasi dengan tim di Luwu tetap intens,” terangnya.
Arham mengaku dipercaya Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse untuk mengawal basis suara di Luwu Raya serta diminta maju bertarung di DPRD Sulsel untuk Dapil Sulsel 11. “Pileg kan lebih awal ketimbang Pilkada. Jika setelah Pileg saya diminta maju di Pillada, maka kita tetap siap,” tegasnya.
Manajer strategi dan operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan, anak kepala daerah memiliki peluang untuk bertarung pada Pilkada 2024 mendatang.
“Nama-nama tersebut cukup potensial maju bertarung di Pilkada 2024. Melanjutkan kepemimpinan dari trah keluarga telah menjadi tren dalam kontestasi politik di berbagai level,” katanya.
Dirinya menyebutkan tradisi politik semacam itu telah menjadi fenomena umum yang terjadi dalam demokrasi Indonesia saat ini. Apalagi ada nama besar di belakangnya.
“Ditopang oleh nama besar dari trah keluarga, menjadi nilai plus tersendiri. Namun dalam merebut kemenangan tentu tak cukup dengan modal politik seperti itu. Berbagai modal primer perlu disiapkan,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Paramater Publik Indonesia (PPI), Ras MD mengungkapkan, peluang putra mahkota di Pilkada masih relatif. Menurutnya, tak semua anak kepala daerah peluangnya seindah Adnan di Gowa maupun yang lainnya.
“Seingat saya, Adnan terpilih diwaktu itu karena faktor kekuatan Alm Ichsan Yasin Limpo dan juga kekuatan personal Adnan. Dua sisi saling melengkapi. Tingkat pengaruh sang ayah dan juga personaliti baik yang dimiliki sang anak,” jelasnya.
Menurutnya, dari beberapa anak kepala daerah, hanya Farid Judas (Putra mahkota (Wali Kota Palopo) dan juga Mitra Fakhruddin (Putra Bupati Enrekang) yang punya peluang lebih. “Farid dari sisi kematangan birokrasinya tak diragukan lagi. Anak muda yang bisa menjadi antitesa dari sang ayah,” tuturnya.
Ditambah lagi kekuatan finansial yang ia miliki dalam mempersiapkan perhelatan politik. Apalagi Judas sosok yang cukup berpengaruh di Kota Palopo. Tentu dua sisi akan saling melengkapi.
Begitupun juga putra sulung Bupati Enrekang Mitra Fakhruddin. Walaupun usianya relatif muda, tapi pesonanya cukup memikat hati masyarakat Enrekang. Sebagai politisi DPR RI, ditambah lagi pengaruh dari sang ayah. “Tentu ia bisa mengikuti jejak para anak bupati yang telah berhasil menapaki kursi bupati di daerah mereka masing-masig,” terang Ras Md.
Lain halnya dengan Muhammad Dhevy Bijak (Putra Wakil Bupati Luwu), Arham Basmin (Putra Bupati Luwu), dan juga Andi Izman Maulana Padjalangi (Putra Bupati Bone).
“Ketiga nama ini dalam kondisi tanggung. Belum saatnya,” ucap Ras MD.
Misalnya, Andi Izman Maulana Padjalangi. Pilkada 2024 bekan momentum dirinya untuk tampil. Kesulitan bagi putra mahkota Bupati Bone ini jika sepupunya Andi Rio Padjalangi yang juga anggota DPR RI final bertarung di Bone pada Pilkada mendatang.
“Tentu suara utama terpecah (basis keluarga) yang pada akhirnya membuka ruang bagi para penantang rezim. Ini yang mesti dipahami. Kecuali Andi Rio Padjalangi tak ikut Pilkada, Andi Izman Maulana Padjalangi bisa saja tampil, tapi pengamatan saya, tampilnya Izman tidak akan sekuat Andi Rio Padjalangi,” pungkasnya.
Sedangkan pengamat Politik UIN Alaudddin Makassar, Attock Suharto menuturkan, semua anak kepala daerah yang hentak maju di Pilkada 2024 memiliki kesempatan selagi memnuhi syarat dan ketentuan sesuai PKPU.
“Saya kira peluang semua jika memenuhi syarat PKPU. Tidak ada larangan mereka tetap bisa berkarir membangun daerahnya,” katanya.
Meski demikian, kata jebolan doktor ilmu komunikasi politik UIN Alauddin Makassar itu bahwa anak kepala daerah tidak boleh juga percaya diri maju. Tapi harus memiliki konsep dan visi misi yang jelas membangun daerahnya.
“Tidak serta merta langsung maju begitu saja. Perlu memiliki konsep yang jelas untuk bangun daerah. Tidak mengandalkan pihak lain,” terang Attock. (*)