MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai naik lagi. Tanggal 22 Juni 2022 kemarin, tercatat kenaikan kasus yang terkonfirmasi positif yakni 9 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Bachtiar Baso membenarkan adanya kenaikan 9 kasus. “Kasus Covid-19 kemarin cukup tinggi yaitu 9 kasus. Masing-masing di Makassar enam kasus, sementara yang tiga dari kabupaten/kota yang lain,” ungkapnya, Kamis (23/6/2022).
Dengan kondisi tersebut, dr Bachtiar mengatakan, pihaknya selalu siap jika terjadi peningkatan kasus.
“Memang RS kami selalu siap sebenarnya, jadi cuma memang akhir-akhir ini penghuninya tidak ada karena tidak ada yang di opname. Jadi kalau kesiapan, kami siap. Sampai sekarang sangat siap. Apalagi sudah ada gejala-gejala terjadi peningkatan ini,” terangnya.
Bachtiar menjelaskan, rata-rata pasien yang terpapar Covid-19 kebanyakan melakukan isolasi mandiri di rumah karena hanya bergejala ringan ataupun tanpa gejala.
Tak hanya menyiapkan rumah sakit, dr Bachtiar mengatakan akan kembali membuka Fasilitasi Isolasi Terintegrasi (FIT) milik Pemprov Sulsel, telemedicine, dan halo dokter jika terjadi lonjakan kasus.
“Sudah lama itu halo dokter dan telemedicine. Dulu kita itu punya tempat isolasi yang pemprov buat, salah satunya di Asrama Haji. Tapi kan kasus turun jadi kita tidak bikin. Tapi layanan-layanan tersebut akan diaktifkan kembali jika itu dianggap perlu, dalam artian kasus meningkat dan pelayanan harus diarahkan seperti itu. Tapi kan tidak, karena masih dalam batas-batas tolenransi dan masih rata-rata rendah,” terangnya.
Bachtiar menegaskan, sudah harus dilakukan langkah antisipasi untuk mencegah adanya lonjakan kasus maupun masuknya varian baru yakni BA.4 dan BA.5 yang merupakan mutasi dari omicron.
Sehingga, Ia menyebut pihaknya telah memberikan informasi kepada seluruh cabang dinas yang ada di kabupaten / kota untuk waspada. Terutama untuk Kota Makassar yang merupakan pintu masuk.
“Kta mewaspadai dan memberi informasi kepada seluruh kabupaten/kota terutama yang di Kota Makassar karena proses peralihan dari Jakarta, Jawa, itu dari Makassar dulu sebagai pintu masuk utama. Itu yang kita waspadai karena yang banyak sekarang berkembang itu Jakarta, Jabar, Jatim, sudah meningkat kasus covid,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengklaim virus Covid-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5 belum masuk di Kota Makassar. Untuk itu, seluruh masyarakat diminta tetap waspada dengan memperhatikan protokol kesehatan, utamanya yang bepergian keluar kota.
“Varian Omicron BA.4 dan BA.5, Alhamdulliah belum ada di sini (Makassar). Kami merilis data tadi malam masih kosong,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin.
Dengan tidak adanya kasus tersebut terdeteksi di wilayah Makassar, Nursaidah berharap masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan pada saat melakukan aktivitas diluar rumah. Meskipun secara terbuka pemerintah telah mengizinkan pembukaan masker di tempat umum.
“Tidak euforia melakukan aktivitas, tetap harus waspada dengan protokol kesehatan dimaksimalkan. Di Makassar, semua Puskesmas bergerak terkait bagaimana agar betul-betul mengandalkan protokol kesehatan walaupun kasus ini mulai melandai. Kasus ini tidak ada di Makassar, walaupun sudah ada di ibu kota,” sebutnya.
Selain protokol kesehatan, vaksinasi juga disebut terus digenjot pihaknya. Dimana vaksin Covid-19 dinilai dapat menjadi jalan keluar dari pandemi yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini.
“Mudah-mudahan tidak ada masuk di Makassar. Omicron BA.4 dan BA.5 memang penyebarannya lebih cepat, tapi angka kematiannya sangat rendah,” ujar Nursaidah.
Sejumlah pintu masuk di Makassar pun terus dipantau agar memperketat protokol kesehatan. Apalagi Makassar sebagai pintu masuk masyarakat Sulawesi Selatan.
Nursaidah menyebut, dari pantauannya di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, masyarakat yang datang maupun berangkat harus melewati protokol kesehatan yang disediakan pihak bandara. Salah satunya adalah Peduli Lindungi.
Kasus baru positif Covid-19 atau corona di Indonesia kembali meningkat. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (23/6) ada tambahan 1.907 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 6.074.825 kasus positif Corona.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 1.146 orang sehingga menjadi sebanyak 5.905.971 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 4 orang menjadi sebanyak 156.706 orang.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 12.148 kasus, bertambah 757 dari sehari sebelumnya. Pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah Corona, dimulai dari menekan angka penularan.
Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus Corona sebesar 35%.
Sementara memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus Corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%.
Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan melepas masker di luar ruangan karena tingginya angka kasus Covid-19.
Ketua Bidang Penanganan Penyakit Menular PB IDI Dr dr Agus Dwi Susanto, meminta pemerintah mengkaji kembali kebjakan lepas masker di tempat umum. Ia juga mendesak pemerintah dan masyarakat untuk menggiatkan kembali vaksinasi booster untuk Covid-19.
“Kami minta agar lepas masker di tempat umum dikaji kembali. Dan masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan ketat seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer,” ungkapnya. (*)
melakukan protokol kesehatan ketat seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer,” ungkapnya. (*)