JAKARTA, BACAPESAN.COM – Suntory Garuda Beverage (SGB) rayakan Hari Anak Nasional 2022 dengan meresmikan fasilitas “Pengolahan Air Limbah Cuci Tangan Menjadi Air Bersih Siap Pakai” di SDI PB Soediman, Cijantung.
Fasilitas ini adalah perwujudan dari ide anak-anak dan guru SDI PB Soediman saat mengikuti Proyek Mizu, kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah binaan Mizuiku, pada akhir tahun 2021. Fasilitas pengolahan limbah air ini dapat mengkonservasi air rata-rata 525 liter air per hari, sekitar 15.000 liter per bulan atau setara dengan konsumsi air minum untuk 250 orang dewasa. Fasilitas pengolahan limbah air tersebut membuktikan Mizuiku telah memberi dampak positif dalam aspek sosial, lingkungan dan ekonomi kepada masyarakat.
Chief Executive Officer & President Director, Suntory Garuda Beverage, Ong Yuh Hwang, mengatakan, lewat ratusan sekolah binaan Mizuiku yang tersebar di enam daerah di seluruh Indonesia, Mizuiku secara bertahap telah berhasil menciptakan komunitas anak-anak usia sekolah dasar berkarakter dan lebih cinta lingkungan.
“Dari aspek lingkungan, tak terkira sudah hasil konservasi air bersih yang berhasil Mizuiku lakukan sejak 2019. Konservasi ribuan liter air bersih per bulan yang berhasil dilakukan SDI PB Soedirman ini adalah satu satu buktinya. Jadi jelas bahwa dari hari ke hari, dampak positif program Mizuiku bagi Indonesia semakin nyata. Dengan demikian, kami dari SGB, juga semakin antusias dan bersemangat untuk terus menjalankan Mizuiku di Indonesia,” katanya.
Dirinya menyebutkan fasilitas pengolahan limbah air ini bermula dari pengamatan anak-anak dan guru yang menyadari jumlah air yang dipakai untuk cuci tangan di masa pandemi meningkat drastis, hampir 200% dari kondisi normal.
“Otomatis jumlah limbah air juga melonjak. Maka muncul ide untuk membuat fasilitas pengolahan limbah air agar dapat dipergunakan kembali untuk berbagai keperluan sekolah. Ide tersebut dipresentasikan oleh guru dan anak-anak saat berpartisipasi dalam Proyek Mizu dan ternyata berhasil meraih juara pertama,” tuturnya.
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), RI, Drs. Zulfikri Anas, M.Ed mengatakan dimulai pada tahun 2022 ini, Kemendikbudristek memiliki tiga opsi kurikulum, salah satunya adalah
Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka melanjutkan kurikulum sebelumnya yang berbasis kompetensi.
“Kurikulum ini menerapkan pembelajaran projek sebagai bagian dari kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran projek bertujuan untuk penguatan karakter profil pelajar Pancasila melalui kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui projek ini siswa memiliki kesempatan luas secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, termasuk pengolahan air limbah cuci tangan menjadi air bersih siap pakai ini,” ujarnya.
Dirinya melanjutkan tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak Kemendikbudristek dan sekolah-sekolah saja. Namun semua, termasuk swasta.
“Oleh karena itu, saya sangat senang melihat berbagai gebrakan Mizuiku dari SGB, terlebih aktivitas-aktivitas yang mendukung kurikulum pembelajaran berbasis proyek seperti fasilitas pengolahan limbah air ini. Saya dengar ada sekolah-sekolah binaan Mizuiku lain di Gowa, Tangerang, Sidoarjo, Pati dan Banjarmasin yang juga memiliki proyek-proyek yang tak kalah hebatnya,” jelasnya. (*)