MAKASSAR, BACAPESAN.COM– Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengungkapkan pentingnya komunikasi risiko dan kesiapan seluruh pihak menghadapi krisis kesehatan.
Hal ini diwujudkan dengan kegiatan ‘Gebyar Pekan Vaksinasi Covid-19 Inklusif’ yang digelar sejak bulan Juni di Kabupaten Maros, Pinrang, Enrekang, Bone, dan Gowa.
Kepala Bappelitbang Provinsi Sulawesi Selatan, Darmawan Bintang mengatakan semua pihak harus siap menghadapi bencana atau krisis kesehatan terjadi.
“Kita tidak saja harus memperkuat sistem mitigasi dan terus menegakkan praktik baik, tetapi juga menyediakan informasi yang cukup agar masyarakat dapat menghindari risiko yang mengancam kesehatannya, dan terhindar dari berbagai risiko yang mengancam jiwanya,” tegasnya.
Darmawan melanjutkan, kunci keberhasilan lain adalah senantiasa melibatkan peran aktif berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah.
“Inilah yang disebut ketahanan kesehatan yang berkelanjutan, karena semua pihak dengan penuh kesadaran membantu mencari solusi, dan secara aktif terlibat dalam melindungi kesehatan masyarakat. Sebaliknya, layanan kesehatan pun perlu bergerak lebih inklusif agar setiap individu dapat merasakan manfaat yang sama dan setara.” ungkap Darmawan.
Oleh karenanya, Darmawan mendorong kerja kolaboratif antar pihak yang bisa memacu inovasi dan mempercepat pencapaian tujuan sebagaimana yang ditunjukkan dalam seri kegiatan vaksinasi inklusif tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa program mitigasi Covid-19 sesungguhnya menjadi sarana untuk mempererat kerjasama antar pihak dan lintas
sektor.
Upaya untuk membangkitkan kesadaran kolektif ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP).
John Leigh, Team Leader Program AIHSP menjelaskan pentingnya cara pandang dan pendekatan ‘One Health’ yang mengindahkan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan sebagai tiga hal yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi.
“Kita belum terlindungi bila belum semua orang terlindungi. Pemenuhan kebutuhan informasi publik terkait komunikasi risiko yang lebih aksesibel dan inklusif harus diupayakan oleh semua pihak demi memastikan semua orang dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan yang berbeda, seperti penyandang disabilitas, lansia, perempuan dan kelompok rentan lainnya dapat mengakses informasi dan layanan publik dengan tepat dan nyaman.” jelas Jhon.
Penyelenggaraan kegiatan vaksinasi yang inklusif dan proaktif, serta berfokus pada layanan kelompok rentan di sebanyak 5 kabupaten tersebut, menghasilkan sejumlah pencapaian,
“Total peserta vaksinasi yang berhasil dijangkau sebanyak 760 orang termasuk di antaranya 186 penyandang disabilitas, 32 orang lansia, dan 371 perempuan,” ujarnya.
“Melalui kegiatan Pekan Gebyar Vaksinasi Covid-19 Inklusif ini pula, 152 orang, baik perempuan maupun laki-laki, telah berhasil mengakses layanan pencatatan kependudukan baik berupa pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Identitas Anak (KIA), Akta Kelahiran, penyelarasan Kartu Keluarga, maupun pemutakhiran data,” tutupnya. (*)