MAKASSAR, BACAPESAN – Direktur Utama PT Industri Kapal Indonesia (IKI), Diana Rossa menjadi narasumber pada Podcast Harian Rakyat Sulsel, Rabu (2/11/2022).
Bincang hangat itu membahas tentang bagaimana Diana Rossa memimpin PT IKI selama dua tahun terakhir. Podcast tersebut dipandu langsung Komisaris Harian Rakyat Sulsel Ida Farida Noer Haris.
Rossa–sapaan akrab Dirut IKI itu bercerita tentang dua tahun terakhir membawa salah satu perusahan milik BUMN berjalan mulus tanpa kendala berarti.
Rossa mengaku memimpin suatu perusahan tak semudah yang dipikirkan orang. Namun, konsep pendekatan feminisme yang diterapkan untuk seluruh karyawan membuatnya bisa bertahan dan terbilang kinerja cukup baik memimpin PT IKI.
Saat memimpin PT IKI, kata dia, itu sekira tahun 2020 merupakan masa pandemi yang harus dihadapi. Pandemi itu dianggap sebagai sebuah tantangan dan harus diterjang.
“Satu sisi kami harus tetap berkarya, karena ratusan daratan yang ada di wilayah timur Indonesia tetap membutuhkan kapal. Jadi meski pandemi, kami tetap harus memberikan pelayanan,” ujar Rossa.
Tak hanya itu, kata Rossa, tantangan selanjutnya memimpin PT IKI di masa Pandemi terkait kesehatan para karyawan. Sehingga, dibutuhkan perhatian lebih terutama mereka yang bertugas di lapangan.
“Saya kira, feminisme ini yang bicara. Sentuhan wanita harus tetap ada di sana. Kami memperhatikan kesehatan karyawan mulai kebutuhan sehari-hari baik di kantor maupun di rumah. Karena, Indonesia butuh kita,” ungkapnya.
Bentuk perhatian tersebut, sambung dia, tak banyak karyawan terpapar covid-19. Hasilnya, beberapa proyek berjalan dengan yang direncanakan. Terlebih, sejumlah perusahaan menghemat anggaran selama melakukan pelayaran.
Tak hanya feminisme, perempuan yang mengawali karir di PT DOK dan Perkapalan Surabaya (DPS) itu membeberkan langkah yang dilakukannya dalam membakar semangat, etos kerja para karyawan. Seperti peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Karena semuanya harus sadar dan harus diakui dengan berbesar hati, kita memang belum ada di level yang bagus untuk kualitas serta kapabilitas SDM. Namun itu merupakan tugas kita yang secara bertahap ditingkatkan dan transformasi SDM. Hal ini terus berkelanjutan,” jelasnya.
“Kami sebagai manajemen PT IKI optimis di 2023 transformasi SDM bisa berjalan, minimal di 80 persen. Kedisplinan, komunikasi, koordinasi hal ini selalu kita gaungkan. Saya kira sangat sederhana tapi sangat foundamental,” tukasnya.
Kemudian, kata Rossa, pihaknya menekankan kekuatan untuk melakukan penguatan terhadap karyawan. Terutama dalam hal menejemen waktu, baik dari waktu kerja hingga jadwal lembur.
Menurutnya, keberhasilan suatu perusahan tetap berlandaskan dengan kualitas SDM yang dimiliki. Tentunya, kualitas itu diperoleh dari kedisiplinan dan kordinasi yang baik untuk semua elemen pekerja.
“Kita tidak bisa pungkiri kedisiplinan dengan ketegasan ini tidak bisa ada tawar menawar,” tegasnya.
Lebih jauh, kata Rossa, upaya mendekatkan diri dengan karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja yakni menjalankan program Tudang Sipulung. Hal itu dinilai sebagai cara pendekatan diolah menjadi sebuah kekuatan untuk memperkokoh daya produksi perusahaan.
“Satu persatu bisa kita kupas,oleh karena itu kami selaku manajemen PT IKI, tahun depan (2023.red) adalah pijakan pasti PT IKI untuk menjadi yang terbaik di kawasan Indonesia timur (KTI) sebagai galangan kapal BUMN,” ungkapnya.
“Sekali lagi, sentuhan feminisme tetap diperlukan dalam memimpin sebuah perusahaan, guna untuk mencapai harmoni dalam menjalan program dan tujuan persuahaan,” pungkasnya. (*)