JAKARTA, BACAPESAN.COM – Bagaimana gerhana Bulan terjadi belakangan jadi banyak pertanyaan banyak orang di Indonesia.
Hal ini terkait dengan gerhana Bulan total yang akan berlangsung hari ini dan bisa dilihat oleh kita yang tinggal di Indonesia.
Well menurut BMKG, bagaimana gerhana Bulan terjadi karena ada hubungannya dengan peristiwa unik di angkasa sana.
“Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan,” jelas BMKG di laman resminya.
Menurut BMKG, bagaimana gerhana Bulan bisa terjadi ini ada hubungannya dengan fase purnama, dan bisa diprediksi secara dengan sains.
“Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya”.
Sementara pada kasus gerhana Bulan total, hal ini kata BMKG, disebabkan posisi sejajar baik Bulan, Matahari dan Bumi.
“Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi”.
“Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah”.
Demikian bagaimana gerhana Bulan terjadi sebagaimana dijelaskan BMKG.
Fakta menarik lainnya terkait gerhana di 2022 ini, bahwa secara total terjadi empat kali peristiwa gerhana, baik gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
Ini total peristiwa gerhana di 2022 menurut BMKG:
Pada tahun 2022 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan. Rinciannya adalah sebagai berikut :
- Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 30 April 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
- Gerhana Bulan Total (GBT) 16 Mei 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
- Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 25 Oktober 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
- Gerhana Bulan Total (GBT) 8 November 2022 yang dapat diamati dari Indonesia.
Gerhana Bulan Total Hari Ini
Gerhana Bulan total terjadi hari Selasa, 8 November 2022.
Menurut ahli dari ORPA BRIN, Andi Pangerang, Gerhana Bulan Total merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.
Dalam penjelasannya, Andi Pangerang mengatakan, bahwa gerhana bulan total ini terjadi akibat konfigurasi tertentu.
“Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus,” kata Andi Pengerang di laman resmi ORPA BRIN.
Ia juga menjelaskan bahwa mengapa gerhana Bulan total sampai bisa terjadi, karena posisi Bulan saa itu akan berada di dekat titik simpul orbit Bulan.
Titik simpul orbit bulan adalah perpotongan antara bidang edar Bumi mengelilingi Matahari, dengan orbit Bulan.
Andi Pangerang juga menjelaskan bahwa Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama terjadi.
Meski begitu, lanjut dia, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.
Ia juga menjelaskan bahwa gerhana Bulan kali ini adalah sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.
“Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960),” ungkapnya.
Dan meski judulnya gerhana bulan, namun saat Bulan memasuki penumbra atau bayangan samar Bumi, warna Bulan nantinya akan berubah kemerahan.
Menurut dia, warna Bulan menjadi kemerahan saat gerhana Bulan total terjadi ini, disebabkan oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.
Sekarang Anda tau bukan bagaimana gerhana bulan terjadi bukan!? (fin/*)