MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Universitas Negeri Makassar (UNM) didaulat sebagai host pertama yang menyelenggarakan RekaPreneur sebagai sebagai bagian dari ekosistem Kedaireka. Kegiatan bertajuk Penguatan Kapasitas Inovasi dan Kolaborasi Perguruan Tinggi” diselenggarakan di Ruang Teater Gedung Pinisi UNM pada Kamis, 10 November 2022.
Program ini terlaksana dikarenakan dinilai sukses dalam program Matching Fund pada tahun 2021 dan 2022, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Adapun pemateri yang hadir pada RekaPreneur di UNM yakni, penerima dana Matching Fund tahun 2022 dari UNM, Prof. Dr. Rosmini Maru, M. Si., Ph.D. dan evaluator Matching Fund tahun 2022 dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Yusring Sanusi B., M.App.Ling. Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta dari perwakilan Insan Perguruan Tinggi dan perwakilan Mitra DUDI yang ada di sekitar wilayah pelaksanaan.
Hal itu dibenarkan oleh Eztha Syafira Yaniar selaku perwakilan Project Management Office (PMO) Kedaireka. Dalam sambutannya, ia mengatakan melalui RekaPreneur, insan perguruan tinggi diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya dalam penyusunan proposal kreasi reka yang baik dan benar sehingga memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan industri.
“Tentu melalui program ini, kami berharap Bapak/Ibu dosen dan mitra dapat aktif bertanya sehingga tercipta wadah untuk saling berbagi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pitching dan cara bernegosiasi yang baik sehingga insan perguruan tinggi,” terangnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UNM Prof Hasnawi Haris yang mewakili UNM sebagai tuan rumah menuturkan kampus UNM yang ditempatkan sebagai tempat pertama penyelenggaraan RekaPreneur tentu melalui pertimbangan yang objektif. Salah satunya, UNM memiliki SDM yang layak untuk diperhitungkan.
“Kehadiran ekosistem Kedaireka menjadi sangat penting untuk meningkatkan kemanfaatan dan relevansi sekaligus menyelaraskan pengembangan IPTEK di perguruan tinggi dengan pemenuhan kebutuhan atau pemecahan permasalahan DUDI dan masyarakat,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Hukum ini juga menyambut dengan senang hati hadirnya ekosistem Kedaireka di dunia pendidikan. Hadirnya RekaPreneur di kampus diharapkan dapat mengakselarasi dan meningkatkan minat insan akademik yang bakal berpartisipasi dalam ekosistem kolaborasi inovasi yang kelak menciptakan banyak solusi untuk berbagai tantangan di industri dan masyarakat.
“Ini kesempatan bagi kita untuk menunjukkan bahwa anak-anak Sulawesi Selatan (mahasiswa) punya potensi besar yang pada akhirnya nanti akan berkiprah di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” katanya.
Selama ini, program Kedaireka juga berkontribusi terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) kampus yang setidaknya berdampak besar pada kiprah kampus. Hal ini sangat membantu dalam pemenuhan IKU 2 yang berkaitan tentang mahasiswa berkegiatan di luar kampus serta pada saat yang sama juga IKU 5 yang terkait hasil riset dosen seperti artikel bereputasi, HAKI dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan Pitching tersebut, Prof Hasnawi Haris juga diberikan kesempatan untuk memaparkan terkait potensi UNM terutama perannya dalam penciptaan daya saing. Sementara itu, Prof Rosmini Maru menjelaskan tentang Matching Fund serta Dr Yusring Sanusi memaparkan tentang persiapan seleksi (Pitching, administasi dan verifikasi kelayakan). (*)