WAJO, BACAPESAN.COM – Membenahi sarana dan prasarana (sarpras) sektor pendidikan jadi salah satu fokus Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Amran Mahmud-Amran. Pada 2022 ini mendapat angin segar karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo mendapat kucuran anggaran dari pemerintah pusat lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
DAK fisik APBN ini menjadikan Pemkab Wajo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) fokus membenahi sarpras pendidikan di tengah keterbatasan penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sekretaris Disdikbud Wajo, Yahya, mengatakan Disdikbud Wajo yang ditetapkan sebagai best practice pengelolaan DAK 2021 sehingga tahun ini diberikan DAK dengan nilai tertinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemerintah Bumi Lamaddukelleng berhasil mendapatkan DAK fisik Rp47,585 miliar untuk 2022 ini.
“Fokus kebijakan DAK fisik dimaksudkan untuk peningkatan ketersediaan akses dan mutu layanan pendidikan, penuntasan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan di kabupaten Wajo,” kata Yahya, Rabu (23/11/2022).
Hal ini sejalan dengan poin ke-7 dari 25 program kerja nyata pasangan kepada daerah dengan sebutan duo Amran, yakni revitalisasi sarana kesehatan dan pendidikan.
Yahya mengungkapkan, alokasi bantuan tahun ini disalurkan mulai jenjang pendidikan PAUD-TK, SD, dan SMP sesuai dengan ketentuan berlaku. Difokuskan untuk melakukan rehabilitasi, pembangunan ruang, dan pengadaan alat peraga edukatif (APE).
Yahya merinci, DAK fisik yang diterima Wajo ini terdiri atas DAK fisik bidang SMP Rp16,668 miliar, DAK fisik bidang SD Rp22,411 miliar, dan DAK fisik bidang PAUD Rp5,685 miliar.
“Untuk DAK fisik bidang SMP, kita peruntukkan untuk rehabilitasi masing-masing ruang kepala sekolah sebanyak 6 sekolah, ruang kelas 8 sekolah, ruang guru 4 sekolah, perpustakaan 6 sekolah, laboratorium 6 sekolah, rumah dinas guru/kepala sekolah 3 sekolah, dan toilet/jamban 3 sekolah. Lalu pembangunan lab komputer sebanyak 10 sekolah, ruang tata usaha 2 sekolah, dan rumah dinas 10 sekolah,” bebernya.
Sementara, untuk bidang SD diperuntukkan untuk pembangunan ruang kelas 12 ruang, ruang guru 2 sekolah, perpustakaan 4 sekolah, utilitas 7 sekolah, lab komputer 3 sekolah, UKS 8 sekolah, dan rumah dinas kepala sekolah/guru 1 sekolah.
Lalu, rehabilitasi ruang kelas 26 ruang, ruang guru 1 sekolah, ruang kepala sekolah 3 sekolah, perpustakaan 3 sekolah, dan rumah dinas guru 2 sekolah, serta pengadaan TIK 11 sekolah dan media pendidikan 181 sekolah.
“Adapun untuk tingkat PAUD sebanyak 22 sekolah mendapatkan bangunan fisik dan 8 lembaga pengadaan alat peraga edukatif,” ungkapnya.
Yahya berharap, penggunaan DAK fisik pada bidang pendidikan secara berkala dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat anggaran. Harapannya, secara bertahap satuan pendidikan di Wajo mampu memberikan mutu layanan pendidikan optimal dengan sarana prasarana memadai, nyaman, dan ramah anak.
“Semoga bisa dirasakan manfaatnya oleh peserta didik maupun jajaran satuan pendidikan,” harapnya. (*)