BULUKUMBA,BACAPESAN.FAJAR.COM- Udin tersenyum puas mengamati buah kakao yang tampak gemuk mengkilap di kebun seluas 1 hektare miliknya.
Sejak pertengahan tahun 70-an, Udin telah menggeluti bidang pertanian. Kakao, karet, pala hingga cengkeh ia tanam di kebun miliknya. Semuanya berhasil, dan tumbuh rimbun juga berbuah saat ini. Namun yang paling menguntungkan adalah Kakao dan pala.
Soal tanaman, bagi Udin kakao bak cinta pertamanya. Di pertengahan tahun 70an ia membabat habis ilalang setinggi orang dewasa dan tanaman berduri sejenis putri malu di tebing gersang warisan mertuanya.
Sempat pesimis Udin menyeka peluh sambil menimbang nimbang tanaman apa yang cocok ditanam. Pisang dan kelapa jadi opsi namun nyatanya pisang tak membawa banyak keuntungan, lebih banyak yang disantap kelelawar di malam hari. Pun kelapa tak semua orang memiliki skill memanjat yang sama, itupun harus menunggu tujuh tahun hingga tanaman berbatang tinggi ini berbuah.
Barulah ketika tetangganya yang pulang dari perantauan menceritakan soal tanaman bernama kakao, Udin tentu tertarik membudidayakan dan ke kota mencari bibitnya. tak Di sangka, tiga tahun berselang kakao yang ia tanam mampu menjadi penyokong belanga di rumah.
Udin ingat betul, kakao yang ia budi dayakan mampu membawa ketiga buah hatinya mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Buah yang dijadikan bahan dasar coklat ini mampu menjadi komoditi pertanian dan mata pencaharian yang sangat menggiurkan sebab masa panennya seminggu sekali dan harga jualnya tinggi.
Pengalaman mengajarkan Udin, yang di butuhkan tanaman tidak hanya tanah subur, air dan perawatan, tetapi juga membutuhkan asupan berupa pupuk. Itu mengapa meski tanah tempat Udin bercocok tanam merupakan jurang gersang, kakao mampu tumbuh subur.
“Kuncinya pupuk Urea dan NPK,” ungkap Udin Selasa (29/11)
Pupuk urea merupakan pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi sebesar 45 persen hingga 56 persen. Unsur nitrogen berupa zat hara di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar.
Sedangkan pupuk NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Selain unsur hara makro, beberapa produsen pupuk juga menambahkan unsur hara mikro seperti klorida, boron, besi, mangan, kalsium, magnesium, sulfur, tembaga, seng, dll untuk meramu sebuah formulasi yang disesuaikan dengan peruntukannya.
“Pupuk urea berfungsi menyuburkan daun, sedangkan pupuk NPK membuat tanaman subur dan cepat berbuah,” terang Udin
Kedua pupuk milik PT Pupuk Indonesia (Persero) ini telah dibuktikan ketangguhannya oleh Udin puluhan tahun silam. Bukan hanya bagi Udin, tetapi bagi seluruh petani khusunya di Kabupaten Bulukumba. Bahkan, sepak terjang Pupuk Indonesia sebagai pemasok pupuk terbesar telah sampai lingkup Asia dan di negara benua lain seperti Australia, Amerika Serikat, Meksiko, Chile, Afrika Selatan, Kolombia, dan Mesir juga masih menjadi tujuan ekspor dengan permintaan yang cukup besar untuk produk Urea.
Hingga Agustus 2022, PT Pupuk Indonesia telah memproduksi hingga 8,02 juta ton pupuk yang terdiri dari pupuk Urea, NPK, dan beberapa pupuk lainnya untuk kebutuhan ketersediaan pupuk bersubsidi dan pupuk komersil.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, volume total produksi Pupuk Indonesia hingga Agustus 2022 sebesar 12,85 juta ton yang terdiri dari produk pupuk 8,02 juta ton atau 62 persen dan produk non pupuk 4,83 juta ton atau 38 persen.
“Sementara total produksi baik pupuk dan non pupuk sampai dengan Agustus 2022 mencapai 12,85 juta ton yang dikontribusikan oleh produksi pupuk sebesar 8,02 juta ton dan non pupuk sebesar 4,83 juta. Ini adalah data sampai dengan bulan Agustus 2022,” kata Bakir.
Agar lebih menebar manfaat, Di tahun 2023 mendatang, PT Pupuk Indonesia membuka 1.000 kios pupuk di seluruh Indonesia, sedang kios pupuk yang sudah dioperasikan saat ini berada di Cianjur, Bandung dan Bali.
“Kios pupuk non subsidi bisa dimanfaatkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pupuknya. Karena kita ingin merambah ke jalur distribusi yang lebih kecil yakni kios, maka kami sampai ke kios. Petani juga dapat dengan mudah mengakses kios yang barang atau produksinya dari Pupuk Indonesia,” ungkap Bakir
Rencana pengadaan kios pupuk ini sekaligus menjawab permasalahan kelangkaan pupuk yang sering kali terjadi di kalangan petani.
Berkat kehadiran PT Pupuk Indonesia, para petani mampu merawat tanaman dan menjadi mata pencaharian utama. Tidak hanya Udin, PT Pupuk Indonesia mendampingi seluruh petani di Indonesia. (*)