JAKARTA, BACAPESAN.COM – Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal ungkap pernyataan serius soal aksi keji pelaku bom bunuh diri Mapolsek Astana Anyar, Bandung.
Akhmad Sahal menyampaikan opininya pada sebuah kicauan melalui akun media sosial Twitter bernama @sahaL_AS.
Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat itu memang terpantau aktif dalam memakai platform tersebut untuk menyuarakan pendapat pribadinya.
Kini Akhmad Sahal turut angkat bicara terhadap viralnya peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, 7 Desember 2022 lalu.
“Islam kutuk terorisme. Taip teroris radikalis atas nama Islam nyata ada,” tulis Akhmad Sahal.
“Umat Islam harus mau akui itu penyakit umat, lalu basmi,” tambahnya, 7 Desember 2022.
Lebih lanjut Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat itu juga menjelaskan cara sembur dari penyakit radikalis.
“Cara sembuh dari penyakit: akui adanya, lalu obati,” beber Akhmad Sahal.
“Jangan mungkir seolah radikalisme ga ada, nuduh rekayasa, ngledek ‘radikal radikul’ dan lain-lain. Setop denial!,” tegasnya.
Kicauan Akhmad Sahal mendapat 468 komentar, 815 retweets, dan 2.521 likes dari netizen sampai berita ini tayang.
Sebelumnya satu anggota Polri meninggal dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Suntana mengatakan satu anggota polisi yang meninggal dunia dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar adalah Aiptu Sofyan.
Diungkapkan Irjen Pol. Suntana dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar ada 11 orang yang menjadi korban.
Dirincinya, dari 11 korban itu, sebanyak 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.
“Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan,” katanya di sekitar Polsek Astana Anyar.
Kapolda menjelaskan peristiwa bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.
Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi.
“Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan,” kata Suntana.
Kapolda pun memohon waktu untuk bisa mengungkap kejadian bom bunuh diri tersebut karena saat ini polisi masih fokus memastikan lokasi maupun lingkungan sekitar Polsek Astana Anyar steril.
“Sesudah ini mohon waktu, polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri,” tutup Suntana. (fin/*)