MAKASSAR, BACAPESAN.COM –
Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Peduli HIV/AIDS dan NAPZA, Universitas Negeri Makassar atau sering disebut UKM MAPHAN UNM merupakan salah satu Lembaga atau Organisasi tingkat Universitas yang bergerak dibidang sosial terkhusus pada Penyebaran Informasi terkait bahaya penyalahgunaan Narkoba dan bahaya HIV/AIDS.
UKM MAPHAN UNM pada tanggal 23-25 Desember 2022 telah melangsungkan kegiatan Musyawarah Kerja yang ke XX (MUSKER-XX).
Musyawarah Kerja merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan guna mengevaluasi kinerja kepengurusan selama satu periode.
Kegiatan MUSKER-XX UKM MAPHAN UNM Periode 2021-2022 dilaksanakan dirumah adat Bugis, Benteng Somba Opu, Kab. Gowa yang bertemakan “Bersinergi untuk Mengevaluasi dan Membangkitkan Kembali Integritas dan Solidaritas dalam Berlembaga.”
Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Idham Irwansyah Idrus, S.Sos., M.Pd, selaku Dewan Pembina UKM MAPHAN UNM serta dihadiri oleh para pengurus UKM MAPHAN UNM Periode 2021-2022 dan Dewan Pendamping UKM MAPHAN UNM.
Musyawarah Kerja yang ke-XX (MUSKER-XX) bertujuan untuk mengevaluasi kinerja kepengurusan selama satu periode dan penetapan peraturan organisasi untuk periode selanjutnya, yaitu periode 2022-2023 sekaligus pemilihan ketua umum baru.
Rafika Duri selaku Ketua Panitia MUSKER-XX, mengatakan bahwa “Meskipun dengan kondisi kepanitiaan yang kurang dalam mengerjakan kerja-kerja offline tetapi masih bisa diringankan dengan bantuan teman-teman panitia yang mengerjakan tupoksinya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sekarang ini” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum UKM MAPHAN UNM Muh Reinaldi Mustari menuturkan bahwa “Berharap agar Pengurus maupun Panitia Pelaksana dapat mengikuti kegiatan dengan baik, supaya yang di bahas nantinya bisa menjadi yang terbaik untuk pedoman organisasi UKM MAPHAN UNM di periode selanjutnya, agar menjadi lebih baik lagi.”
Selain itu, Dr. Idham Irwansyah Idrus dalam sambutannya memberikan apresiasi UKM MAPHAN UNM karena dapat berkumpul di sore hari ini tepatnya hari Jum’at sampai dengan hari Minggu untuk melaksanakan kegiatan MUSKER-XX” Kemudian beliau juga menuturkan bahwa “Evaluasi itu tentu bukan untuk mencari kesalahan karena kita semua adalah bagian dari pelaksanaan program kerja tersebut. Yang harus kita lakukan kemudian ialah bagaimana dalam proses evaluasi itu kita melihat kelemahan ataupun kekurangan untuk kemudian menjadi bagian dari pelengkap kepengurusan,” tutupnya. (*)