MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID– Kemenkeu Satu di lingkungan Sulawesi Selatan kembali menggelar Konferensi Press APBN Kita Edisi November 2022. Kegiatan ini merupakan agenda bulanan sebagai bentuk transparansi pengelolaan APBN kepada masyarakat.
Kegiatan dilaksanakan secara daring (online) yang dihadiri oleh perwakilan Kemenkeu Satu, dari Bea Cukai Sulbagsel diwakili oleh Nugroho Wahyu Widodo, Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulbagsel beserta jajarannya, serta dihadiri oleh rekan-rekan media.
APBN menghadapi tantangan baru setelah pandemi Covid-19, yaitu inflasi global yang melonjak, adanya pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga, potensi krisis utang global dan potensi stagflasi.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Sulawesi Selatan, Supendi dalam paparannya menyampaikan bahwa tingkat inflasi year on year dalam gabungan kota yang diamati di Sulawesi Selatan mencapai 6 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,34.
“Kinerja APBN Sulawesi Selatan per 30 November 2022 dari sisi penerimaan dalam negeri sudah mencapai pagu yang ditetapkan yaitu sebesar Rp13.605,40 miliar (107,58 persen) dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp12.647,15 miliar), terdiri atas penerimaan perpajakan sebesar Rp11.284,44 miliar dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp2.320,96 miliar,” ucap Supendi Selasa (27/12/2022)
Adapun realisasi Belanja Negara per 30 November 2022 adalah sebesar Rp44.134,17 miliar atau 86,93 persen dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp50.767,84 miliar, yang terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp16.514,71 miliar dan transfer ke daerah dan Dana Desa sebesar Rp27.619,46 miliar
Nugroho Wahyu Widodo dalam paparannya menyampaikan bahwa neraca perdagangan provinsi Sulawesi Selatan mengalami surplus sebesar USD111,53 juta.
“Capaian neraca perdagangan ini turun 8,87 persen jika dibandingkan neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar USD122,38 juta. Namun demikian, akumulasi neraca perdagangan sampai dengan akhir November 2022 adalah sebesar USD1,34 miliar atau naik 24,18 persen jika dibandingkan dengan neraca perdagangan tahun 2021 sebesar USD1,08 miliar dibanding tahun sebelumnya,” jelas Nugroho
Sementara itu, nilai impor pada bulan November 2022 adalah sebesar USD67,53 juta, dengan tingkat Growth menurun jika dibandingkan awal triwulan IV.
“Komoditi yang memiliki kontribusi impor terbesar masih pada komoditi bahan bakar mineral yang memiliki share sebesar 30,35 persen dari keseluruhan komoditi impor yang ada, disusul oleh pertanian gandum dengan share sebesar 21,33 persen. Sedangkan komoditi gula yang menjadi penyumbang besar penerimaan bea masuk berada pada urutan ketiga dengan share sebesar 17,76 persen dari keseluruhan komoditi impor yang ada,” papar Nugroho
Lanjut, Growth ekspor terpantau tetap tumbuh optimal dengan besaran growth 51,09 persen atau sebesar USD 179,06 juta pada bulan November 2022. Kontribusi ekspor terbesar masih pada komoditi nikel dengan share yang terbilang dominan di angka 45,26 persen, disusul besi dan baja sebesar 17,17 persen dan frozen seafood pada peringkat ketiga dengan share sebesar 11,93 persen.
Sedang Dinamika Nilai EksporororORorordan impor tersebut berpengaruh terhadap nilai realisasi penerimaan Kanwil Bea Cukai Sulbagsel. Per November 2022 penerimaan Bea Cukai menyentuh Rp316,83 miliar atau 109,67 persen dari target yang telah ditetapkan, terdiri atas penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 218,89 miliar, Cukai sebesar Rp65,11 miliar dan Bea Keluar sebesar Rp32,83 miliar. Total penerimaan per November 2022 tersebut meningkat sebesar 31,48 oersen jika dibandingkan tahun 2021.
Dari sisi penerimaan ekspor, kinerja Bea Keluar sampai dengan akhir bulan November 2022 terpantau meningkat 35,09 persen (year on year). Sampai dengan Kuartal Ketiga tahun 2022 ini, penerimaan Bea Keluar utamanya ditopang komoditi Kakao dan Palm Kernel Shell yang masing-masing berkontribusi senilai 20,86 miliar rupiah dan 11,47 miliar rupiah. (*)