MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja Intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) mengalami pertahanan di tahun 2022.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Capaian tersebut gemilang di tengah tengah tingginya ketidakpastian global.
“Pemerintah Tiongkok mulai melakukan reopening ekonominya dari zero Covid policy yang diperkirakan akan meningkatkan ketidakpastian di Tiongkok dalam beberapa waktu ke depan. Perkembangan tersebut mendorong indikator perekonomian global secara umum dalam tren melemah,” Ungkap Mahendra Senin (2/1/2023) kemarin.
“Selain itu terjadi pengetatan kebijakan moneter global secara umum terus berlanjut. Bank sentral global
utama mensinyalkan peak kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan panjang. Bank of Japan (BoJ) juga mulai memperluas range fluktuasi Japanese Government Bonds (JGB) 10Y yang dinilai pasar sebagai permulaan langkah normalisasi kebijakan ke depan,” sambungnya.
Sejalan dengan dinamika perekonomian global, indikator perekonomian domestik terkini menunjukkan kinerja ekonomi nasional mulai mengalami moderasi tetapi masih di level yang cukup baik, terlihat dari neraca perdagangan yang terus
mencatatkan surplus, Purchasing Managers Index (PMI)Manufaktur yang masih berada di zona ekspansi, dan indikator konsumsi masyarakat yang tetap tumbuh positif.
“Meski Bank Indonesia kembali meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 bps untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Namun demikian, kinerja intermediasi sektor keuangan belum terlalu terdampak atas kenaikan suku bunga,” ujar Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan. (*)