MAROS, BACAPESAN.COM — Minimnya literasi di wilayah terpencil menjadi sebab berbagai persoalan di kalangan masyarakat, baik itu lansia, remaja, hingga anak-anak.
Hal tersebut juga memengaruhi terjadinya berbagai macam kesenjangan, dalam hal ini kesenjangan gab, yang sejak dulu banyak dialami oleh kalangan remaja di Kecamatan Tanralili, khususnya di Desa Toddopulia.
Melihat hal tersebut, seorang tokoh perempuan, Sri Marlina mendirikan Rumah Literasi di dusun Bungung Bungung, Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili.
Rumah Literasi itu dimaksudkan sebagai wadah berhimpunnya masyarakat sekitar, untuk belajar bersama. Khususnya untuk pemuda l, demi mengatasi persoalan kesenjangan gab, yang marak terjadi.
“Rumah Literasi ini kita dirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi kita, menjadi tempat belajar, meningkatkan SDM, demi mengurangi dan menghilangkan kesenjangan yang ada,” Ujar Sri Marlina.
Beberapa waktu lalu, di Rumah Literasi tersebut juga digelar Dialog Tematik Keserasian Sosial oleh Forum Keserasian Sosial. Dihadiri oleh narasumber, yakni perwakilan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatatan,Bupati Maros, H.A.S Chaidir Syam. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros, Nuryadi. Pemuda Pelopor perdamaian, Siti Salmiati dan Ketua Karang Taruna Kabupaten Maros, Muhammad Agus BJ.
Pendiri Rumah Literasi, Sri Marlina juga berharap kehadiran wadah tersebut sebagai solusi untuk kemajuan generasi mendatang.
“Dengan adanya rumah ini, semoga menjadi solusi kesenjangan itu. Di sini juga diharapkan tercipta pemuda yang memiliki SDM yang mumpuni. Membentuk UMKM, yang bisa menjadi alat untuk mengintervensi pemuda di sekitar, agar berkumpul, saling bahu-membahu untuk memberikan kebermanfaatan, sembari meminimalisir hal-hal negatif yang biasa terjadi di pergaulan pemuda.” Tuturnya.
Bupati Maros, Chaidir Syam berharap kehadiran Rumah Literasi dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk belajar, agar tidak menjadi masyarakat yang tertinggal.
“Kita berharap, masyarakat Maros menjadi masyarakat yang cerdas. Dengan senantiasa memajukan SDM melalui literasi. Apalagi pemerintah kabupaten Maros mendukung penuh tiap gerakan literasi yang dilakukan oleh masyarakat.” Ungkapnya.
Diketahui, Kementerian Sosial terus membentuk Forum Keserasian Sosial (FKS) dan Kearifan Lokal (KL) untuk mencegah konflik sosial san deradikalisme di masyarakat. Forum keserasian sosial merupakan solusi untuk mendetksi dini bibit radikalisme dan konflik sosial karena masyarakat dapat mengenal satu sama lain secara lebih intimate dan personal di desa.