JAKARTA, BACAPESAN.COM – Nama Valentine digunakan pada Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Hari Valentine dirayakan sebagian masyarakat di dunia pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
Lalu, siapa sosok Valentine? Mengapa namanya dijadikan sebagai peringatan Hari Kasih Sayang? Berikut ulasannya.
Hari Valentine berasal dari nama Santo (St. Valentine), seorang pendeta di Roma pada abad ketiga. Pada saat itu, Kaisar Claudius II menetapkan larangan pernikahan bagi pria muda.
Menurutnya, seorang pria lajang lebih baik menjadi prajurit dari pada harus terikat dengan pernikahan. Alasannya, agar mereka tidak perlu meninggalkan keluarga saat sedang perang.
Keputusan Kaisar Claudius II itu ditentang oleh Pendeta St. Valentine karena dianggap tidak adil. Secara diam-diam, Valentine melakukan prosesi pernikahan pasangan muda tanpa sepengetahuan Kaisar Claudius II.
Namun, pada akhirnya perbuatan Valentine diketahui oleh Claudius. Atas perbuatannya, Valentine dihukum mati pada 14 Februari 270 masehi. Hari kematian St. Valentine dijadikan sebagai awal mula perayaan Hari Valentine setiap tahun.
Nama Valentine digunakan pada Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Hari Valentine dirayakan sebagian masyarakat di dunia pada 14 Februari setiap tahunnya.
Sebagian negara besar merayakan Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine, seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Inggris, Prancis, dan Australia. Di Inggris Raya, Hari Valentine mulai populer dirayakan sekitar abad ke-17.
Pada pertengahan abad ke-18, Hari Valentine mulai dirayakan dengan keluarga, teman dan kekasih dengan bertukar catatan tulisan tangan. Lalu, pada tahun 1900, kartu cetak mulai menggantikan surat tertulis karena perkembangan teknologi pencetakan.
Kartu cetak dipakai untuk menunjukkan emosi saat ekspresi langsung dari perasaan seseorang tidak dianjurkan. Pemakaian kartu cetak terus dipakai saat Hari Valentine.
Di samping itu, orang Amerika mulai bertukar kado Hari Valentine buatan tangan pada awal 1700-an. Pada tahun 1840-an, Esther A. Howland yang dikenal sebagai “Ibu Valentine” mulai menjual kado Hari Valentine pertama yang diproduksi secara massal di Amerika.
Ia membuat kreasi kado Hari Valentine dengan renda asli, pita, dan gambar berwarna yang dikenal sebagai “memo”. Hingga saat ini, kartu cetak dan memo sering digunakan untuk merayakan Hari Valentine. (int/*)