WAJO, BACAPESAN.COM – Bupati Wajo, Amran Mahmud, menghadiri peluncuran program Kampung Zakat di Kelurahan Pammana, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Jumat (24/2/2023).
Program Kementerian Agama (Kemenag) RI ini sejalan gagasan Amran yang ingin menjadikan zakat sebagai salah satu instrumen tumbuhkan ekonomi umat.
Amran pada kesempatan ini kembali menyerukan agar masyarakat makin sadar membayar zakat. Tak hanya untuk menyucikan harta, menunaikan rukun Islam keempat ini, berarti ikut membantu sesama masyarakat.
“Saya, sejak tahun 2009 saat menjabat wakil bupati, sudah meminta kepada Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) agar gaji saya dibersihkan, dikeluarkan zakatnya sebelum saya gunakan. Saat itu, saya juga sudah mengajak para kepala OPD (organisasi perangkat daerah) untuk turut menyisihkan dan membersihkan penghasilannya,” ujar Ketua DPD Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wajo ini.
Barulah pada 2019 lalu, lanjut Amran, saat dirinya menjadi Bupati Wajo menyerukan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) membersihkan penghasilannya dengan menyisihkan sesuai haul dan nisabnya sebelum dibelanjakan.
Kepala daerah yang juga dai ini menguraikan beberapa manfaat zakat yang disisihkan melalui Baznas maupun lembaga zakat lainnya. Menurutnya, zakat banyak membantu masyarakat membutuhkan sesuai aturan penyaluran zakat.
“Alhamdulillah, sudah banyak saudara kita yang terbantu dengan zakat yang dikumpulkan Baznas dan lembaga zakat lainnya. Bahkan, ada yang dibedah rumahnya serta dibantu berbagai kesulitannya yang memenuhi syarat sebagai penerima,” jelasnya.
Amran pun menyampaikan terima kasih kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Masyarakat Islam Kemenag, Kamaluddin Amin, yang sudah berkunjung ke Kota Santri dan menjadikan Pammana sebagai lokasi kampung zakat.
“Kita berharap kampung zakat ini meningkatkan kesadaran masyarakat membayar zakat sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat bisa tercapai. Semoga semangat kampung zakat ini bisa menular ke kampung-kampung lainnya,” harap Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wajo ini.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor, menjelaskan program Kampung Zakat adalah upaya pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi dana zakat yang dikumpulkan.
“Kita ingin agar zakat ini produktif, bukan hanya sekadar membantu kebutuhan pokok masyarakat, tetapi untuk meningkatkan roda perekonomian agar dapat mencapai taraf hidup sejahtera dengan berkolaborasi lembaga zakat yang ada,” bebernya.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni, menyampaikan zakat adalah ibadah sosial. “Umat Islam diwajibkan membayar zakat setiap tahunnya. Minimal zakat fitrah yang bahkan diwajibkan bahkan untuk bayi baru lahir,” ucapnya.
Di luar itu, Khaeroni yang sudah sering ke Wajo dan dijamu Amran, seperti pagi tadi sebelum ke tempat acara, memuji masakan yang dihidangkan di rumah jabatan Bupati Wajo.
“Saya paling suka ke Wajo, apalagi ke rumah jabatan Pak Bupati. Sup kambingnya enak, masakan udangnya enak. Pokoknya makanannya enak,” ungkapnya.
Peluncuran turut dihadiri jajaran Forkopimda Wajo, pejabat Kemenag RI, pejabat Kanwil Kemenag Sulsel, para kepala Kemenag kabupaten/kota se-Sulsel, kepala kantor dan para pejabat Kemenag Wajo, Camat Pammana, Junisatri Rasyid, bersama muspika dan kepala desa/lurah, para tamu kehormatan, pemerhati zakat, komunitas, organisasi, serta undangan lainnya.
Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Masyarakat Islam Kemenag, Kamaluddin Amin baru tiba setelah pelaksanaan shalat Jum’at yang kemudian disambut oleh Bupati Wajo bersama tamu lainnya.
Program Kampung Zakat Kemenag telah bergulir sejak 2018. Per Januari 2023 lalu jumlahnya mencapai 514. Sepanjang 2023 ini ditargetkan bisa mencapai 1.000. (*)