Klinik IVF RS Primaya Makassar, Tumpuan Harapan Pendamba Buah Hati

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID-
Wajah riang terbingkai hijab oranye seketika muram diikuti mata sembab dan berkaca-kaca.

“Tidak ada anakku saya bu,” ujar Amelia tertunduk dalam, menutupi raut wajah sendunya pagi itu Senin (27/2/2023).

“Tapi banyak keponakan ku,” timpalnya membesarkan hati sambil tersenyum tipis melepaskan pandangan dari ujung kemeja berwarna pastel miliknya.

Sama seperti cuaca mendung kota Makassar beberapa hari belakangan, emosi Amelia, perempuan berusia 43 tahun ini tiba-tiba kelabu. Pertanyaan seperti ‘berapa mi anakta?’, ‘Kapan punya anak?’, ‘Apa masalahnya, kenapa belum punya keturunan?’ menjadi pertanyaan menohok bukan hanya bagi Amelia, tetapi bagi siapa saja yang belum memiliki keturunan.

Meski tak risih seperti dulu, pertanyaan seputar keturunan tak mudah di jawab
perempuan yang aktif di berbagai komunitas ini. Baginya menerima pernikahan tanpa sosok buah hati, lebih lagi diusia pernikahan menginjak sepuluh tahun sangatlah berat. Amelia nelangsa, dihujani pertanyaan demikian ia tak kuat.

Di awal pernikahan, perempuan yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini sama sekali tak mempermasalahkan, suaminya pun demikian.

Namun seiring waktu, semua terasa berat, lebih lagi tuntutan keluarga dan orang-orang yang menganggap pernikahan sepersekian lamanya mutlak memiliki momongan.

“Saya sudah berusaha, berbagai hal sudah saya coba. Saya percaya keturunan adalah pemberian Allah, kita hanya bisa pasrah,” ucap Amelia menguatkan diri.

Berbagai macam obat, ramuan, dokter berpengalaman hingga orang pintar di kampung tempat lahirnya telah ia datangi, tapi belum juga berujung hasil, “Saya beruntung karena alhamdulillah suami tidak menuntut,” beber Amelia.

Sepuluh tahun sudah Amelia berusaha, dalam rentang waktu panjang itu pula Amelia di cerca pertanyaan, “Di awal-awal saya tidak kuat, tapi sekarang saya sudah pasrah. Segala usaha juga sudah saya lakukan, menurut dokter tidak ada masalah apa-apa baik kesehatan saya maupun suami. Allah yang belum menitipkan keturunan,” katanya lirih.

Dari keputusasaan tersebut, Amelia bangkit setelah melihat informasi tentang Klinik IVF yang akan dimaksimalkan pengoperasiannya di Rumah Sakit Primaya Makassar.

Dibukanya gawai berkamera tiga miliknya, dan di temui informasi tentang keseriusan Rumah Sakit Primaya Makassar menghadirkan Klinik IVF dengan tenaga ahli yang tentu mempuni membuat Amelia kembali bersemangat.

“Saya memang belum pernah mencoba bayi tabung,” ucap Amelia

Primaya Makassar sendiri merupakan salah satu rumah sakit dibawah naungan Primaya Hospital Group yang saat ini telah memiliki 15 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

Tak hanya fasilitas kesehatan secara umum, menurut Ade Gustian Yuwono, Direktur Utama PT Anugerah Bangsa Indonesia, anak perusahaan Primaya Hospital Group yang khusus menangani Primaya IVF, Primaya Makassar berkomitmen untuk mengembangkan jaringan Klinik IVF di beberapa Rumah Sakit.

“Komitmen kami meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap layanan IVF. Selama 5 tahun terakhir Klinik IVF di Rumah Sakit Primaya Makassar telah melayani lebih dari 4.000 pasien, dimana lebih dari 1.500 di antaranya telah terkonversi menjadi Cycles IVF. Kami berencana meningkatkan fasilitas Klinik sehingga dapat melayani lebih banyak masyarakat yang membutuhkan layanan bayi tabung atau IVF” jelas Ade

Lanjut dia, saat ini potensi pengembangan layanan bayi tabung atau IVF di Kota Makassar maupun di Provinsi Sulawesi Selatan sangat besar. Setiap tahun terdapat kurang lebih 72.000 pernikahan di Provinsi Sulawesi Selatan, dimana prevalensi ketidaksuburan sebesar 11persen.

“Artinya setiap tahun terdapat penambahan kasus pasangan infertil atau kurang subur sebanyak 7.920 pasangan. Saat ini layanan IVF di RS Primaya Makassar hanya mampu melayani 350 pasangan setiap tahun, karena itu Primaya memutuskan untuk menambah fasilitas klinik serta teknologi IVF terbaru agar mampu melayani 1.000 pasangan setiap tahun dengan tingkat keberhasilan meningkat di atas 50 persen,” jelas Ade

Untuk memenuhi tujuan tersebut, Primaya IVF Makassar telah menggandeng ahli fertilitas terkemuka di Kota Makassar dan sekitarnya, di antaranya Prof.dr. John Rambulangi, SpOG, (K)-Fer, kemudian Dr.dr. Sam Richard Rambulangi, SpOG, (K)-Fer, dr Nathalia Mappewali, SpOG, dan dibantu tim dokter Andologi yaitu dr. Rahmawati, Sp.And dan dokter urologi dr. Khoirul Kholis Sp.U

“Semua tenaga kerja yang kami hadirkan untuk memastikan layanan maksimal dan prima bagi semua pasien yang membutuhkan layanan IVF atau Bayi Tabung, melengkapi teknologi yang dikembangkan termasuk ICSI atau IMSI, Timelapse incubator, PGTA maupun terapi adjuvant terbaru seperti PRP,” pungkas Ade.

Amelia percaya, semua tentang ikhtiar dan berusaha. Berkat secarik informasi yang diperolehnya di laman berita online, Amelia memutuskan berdiskusi dengan suaminya dan kembali berusaha.

“Saya berharap ini jalan dari Allah, saya ingin mencoba,” tegas Amelia.

Komitmen Rumah Sakit Primaya Makassar dalam menghadirkan Klinik IVF dengan banyak tenaga ahli menjadi tumpuan baru bagi harapan Amelia dan banyak lagi calon orang tua yang lama mendamba momongan. Pembaharuan Klinik IVF Primaya Makassar diharapkan dapat menjawab harapan dan mimpi seluruh perempuan di Sulawesi Selatan yang belum memiliki momongan. (*)

  • Bagikan