TOKYO, BACAPESAN.COM – Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, menyatakan, pemindahan ibukota negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, bukan sekadar pindah tempat dan lokasi.
“Pemindahan IKN bukan soal sekadar tempat dan lokasi, tapi ada hal yang lebih strategis buat masa depan rakyat dan bangsa Indonesia,” katanya, Jumat, 3 Maret 2023 lalu.
Hal itu Ia sampai saat melakukan courtesy call dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Nishimura Yasutoshi. Gobel dan Nishimura telah bersahabat sejak muda, karena itu kedunya sudah seperti saudara. Karena itu, pertemuan kemarin di kantor METI berlangsung rileks dan akrab. Keduanya membahas berbagai persoalan untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Jepang. Di antaranya membahas tentang IKN dan proving ground. Gobel menyampaikan tentang pentingnya IKN buat Indonesia, khususnya untuk Indonesia timur. Jepang memiliki pengalaman dalam membangun smart city, suatu kota yang menyeimbangkan udara, air, tanah, dan teknologi. Tiga hari sebelumnya, bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe, Gobel mengadakan pertemuan dengan para pengusaha Jepang yang tergabung di Keidanren membahas soal IKN.
Kepada Nishimura, Gobel mengatakan, ada tiga aspek strategis dalam pemindahan IKN ini. Pertama, pemindahan IKN berarti menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih maksimal. “Jika sebelumnya pusat-pusat pertumbuhan dan gravitasi ekonomi lebih banyak di wilayah barat Indonesia maka dengan pemindahan IKN akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan dan gravitasi ekonomi baru di wilayah timur,” katanya. Selain itu, katanya, pemindahan IKN ini sekaligus menciptakan pemerataan ekonomi. “Dengan pemindahan IKN ini maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih berkualitas karena terjadi pemerataan ekonomi,” katanya.
Kedua, konsep pembangunan IKN adalah berwawasan lingkungan, hijau, dan zero emisi. “Dunia sedang mengalami climate change. Ini tantangan yang sangat serius. Dampaknya luar biasa. Bukan hanya suhu udara meningkat tapi juga munculnya beragam jenis penyakit baru karena mutasi bakteri dan virus. Beberapa kali dunia dilanda wabah yang sangat mematikan dan menguras ekonomi. Perubahan iklim juga berdampak terhadap pola tanam dan produksi pertanian. Karena itu dunia dihadapkan pada ancaman krisis pangan dan naiknya harga pangan. Kita pun menderita karena ini. Karena itu, kita harus membangun model baru dalam penataan lingkungan, tata kota, dan penataan kawasan,” kata Gobel.
Ketiga, pola pembangunan IKN yang berwawasan lingkungan serta memastikan terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi ini akan menjadi model dan ditiru oleh daerah-daerah lain.
“Seperti sudah menjadi kelaziman, setiap hal-hal baik akan mudah menyebar dan digandrungi untuk ditiru. Maka kita akan menyaksikan multiplier effect yang luar biasa dari pembangunan IKN ini. Kita akan menyaksikan masa depan Indonesia yang lebih cerah dan inovatif,” kata Gobel.
Karena itu, Gobel mengatakan, Jepang sangat tertarik untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Ia berharap pemerintah Jepang dan para pengusaha yang tergabung di Keidanren akan semakin konkret untuk berinvestasi di IKN. (*)