TAKALAR, BACAPESAN.COM – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) saat ini mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak, salah satunya datang dari Lembaga Anti Korupsi dan Kekerasan Hak Asasi Manusia (Lankoras-Ham) Suslel.
Ketua DPW Lankoras-Ham Sulsel, Adi Nusaid Rasyid mengatakan, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu diduga memasok material batu gunung dari
tambang yang diduga tidak memiliki izin alias ilegal.
Material berupa batu gunung tersebut digunakan PT Wika untuk pengerjaan proyek Bendungan Pammukulu di Desa Kalekoko’mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
“Ada dua titik lokasi tambang diduga ilegal itu memasok material batu gunung masuk di PT Wika, satu dari Desa Kalelantang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, satunya lagi dari Desa Barugaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara,” kata Adi Nusaid Rasyid saat dihubungi, Rabu (22/3/2023).
Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Takalar melalui kepala bidang Lingkungan Hidup, Muliandi Syarif membenarkan tambang galian C di dua Desa tersebut tidak memiliki izin.
“Setahu saya tidak ada tambang batu gunung di Desa Kalelantang dan Desa Barugaya yang memiliki izin pertambangan. Izinnya kan keluar dari Provinsi Sulsel, namun pihak kami yang memberikan rekomendasi, nah, selama ini kami tidak pernah mengeluarkan rekomendasi,” ujarnya.
Sementara, staf Humas PT Wika, Adam membantah memasok material batu gunung dari tambang ilegal, dia mengatakan terkait material yang berkontrak semua masih dari vendor berizin.
“Batu gunung saat ini masih hasil dari blasting quarry di area proyek kami sendiri pak, yang dari luar saat ini masih material pasir dan semen,” pungkas Adam.
Diketahui, Bendungan Pamukkulu memiliki kapasitas tampung sebesar 82,5 juta meter kubik dengan tinggi mencapai 65,50 meter dan lebar 8 meter.
Bendungan Pamukkulu memiliki beberapa manfaat yang luar biasa, yaitu dapat mensuplai air untuk jaringan irigasi seluas 6.256 hektar. Diharapkan Indek Pertanian (IP) di Kabupaten Takalar akan meningkat dari 150 % menjadi 250 % dengan pola tanam padi palawija.
Didesain dengan tipe Urugan Batu Membran Beton (UBM) atau Concrete Face Rockfill Dam (CFRD).
Pelaksanaan pembangunan Bendungan Pamukkulu dikerjakan dengan anggaran senilai Rp1,6 triliun melalui 2 paket pekerjaan.
Paket 1 pekerjaan berupa sandaran kanan dan kiri, pengeboran angkur plinth, quarry area dengan kontraktor, PT. Wijaya Karya (Persero) – PT. Jaya Mulia Turangga (KSO).
Sementara untuk paket 2 pekerjaan berupa terowongan inlet, outlet, invert terowongan, crown terowongan, spillway, plinth, intake, dan pemasangan SR dengan kontraktor PT. Nindya Karya – PT. Virama Wilayah V.
Air dari Bendungan Pamukkulu mengalir ke Daerah Irigasi (DI) Pamukkulu yang memiliki 19 ruas saluran terdiri dari irigasi primer sepanjang 16,68 km dengan lebar bervariasi antara 1-7 meter (kondisi eksisting).
Saluran primer Pamukkulu tersebut terkoneksi dengan Saluran Suplesi Cakura, Saluran Sekunder Cakura, dan Saluran Suplesi Jenemarung, dan Saluran Primer Jenemarung kanan. (*)