MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID- Kebijakan pemerintah terkait larangan buka puasa bersama bagi pejabat dan aparatur pemerintah dinilai merugikan Hotel dan restoran.
Hal tersebut disuarakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga. Menurutnya,
covid-19 kurang tepat menjadi alasan diberlakukannya larangan buka puasa bersama.
“Sebelumnya juga konser musik skala besar-besaran sudah terselenggara dengan baik, kegiatan kegiatan nasional sudah berjalan normal tanpa ada efek covid,” pungkas Anggiat, Minggu (26/3/2023).
Lebih jauh kata Anggiat, pemerintah tidak berpikir efek negatif terkait kebijakan larang buka puasa yang akan memberi multi flier effek terhadap kelangsungan usaha hotel dan restoran penyumbang PAD terbaik di setiap daerah.
“Pemerintah tidak berpikir dampak usaha UKM misalnya pemasok bahan makanan ke hotel dan restoran yang juga akan mengurangi potensi omzet mereka karena sepi orderan dari hotel dan restoran,” ucap Anggiat.
Anggiat juga membeberkan, aturan ini memperparah kondisi pendapatan hotel dimana sudah sangat dipahami di bulan ramadan tingkat hunian anjlok.
“Kegiatan-kegiatan pertemuan nyaris tidak ada dan kunjungan ke rumah makan berkurang sehingga tidak heran jika tingkat huni hanya running kisaran 20-25 persen saja,” bebernya
“Kondisi bulan puasa hunian sepi sudah menjadi siklus tahunan dan tidak sesuatu yang mengagetkan lagi, akan tetapi yang sangat berbeda tahun ini bahwa buka puasa (bukber) yang menjadi target utama untuk mengisi kondisi yang dalam sepi serta membantu cash flow hotel dan restoran juga langsung sepi pasca anjuran pemerintah yang melarang pejabat dan aparatur pemerintah untuk lakukan buka puasa bersama,” sambungnya
Dengan adanya aturan baru ini, Anggiat berharap pemerintah bisa mempertimbangkan lagi kebijakan tersebut karena sangat berdampak negatif bagi hotel dan restoran
“Harapan kami, imbauan ini bisa segera dicabut agar pergerakan usaha bisa berjalan ditengah kondisi masih sepi karena buka puasa bersama sudah menjadi andalan untuk membantu cash flow hotel dan restoran,” harapnya. (*)