TAKALAR, BACAPESAN.COM –Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk menangani kekeringan sektor pertanian di Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan,
yang menghabiskan anggaran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun anggaran 2020 senilai Rp17 miliar jadi sorotan.
Sorotan itu mengemuka, lantaran proyek yang dinamai irigasi tetes penangkar bibit jagung itu tidak berfungsi. Hal itu dibenarkan Kepala Desa Bontomanai, Muhammad Aris saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Rabu 5 April 2023.
“Ada 10 kelompok tani penerima manfaat, total mesin penangkaran bibit jagung itu ada 20 unit, Nah, sekarang 8 unit mesin penangkaran tidak berfungsi, penyebabnya kami kurang tahu,” kata Muhammad Aris.
Menurut sejumlah warga, program yang digadang-gadang mengatasi kekeringan persawahan di Desa Bontomanai itu dinilai gagal dan tidak sesuai dengan apa yang di sosialisasikan pemerintah sebelumnya.
Pasalnya warga masih mengandalkan air hujan sebagai sumber air dalam pengolahan lahan, terutama petani jagung. Bahkan, warga menuding proyek tersebut dinilai terlalu dipaksakan dan tergesa-gesa tanpa perencanaan yang matang.
“Manfaat untuk masyarakat dari program ini minim sekali, karena awalnya dikatakan penangkaran bibit jagung, sementara faktanya tidak bisa digunakan untuk penangkaran bibit jagung, kalau untuk cabai boleh lah,” kata salah seorang perwakilan warga Desa Bontomanai, Jamal Daeng Nai.
Hingga berita ini diturunkan pihak terkait dan PT. Daya Santosa Rekayasa yang mengerjakan proyek tersebut belum berhasil dikonfirmasi. (*)