MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Momen Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) kembali digelar tahun ini setelah vakum dua tahun akibat pandemi virus Covid-19.
Wadah berkumpul bagi para saudagar Bugis-Makassar yang sukses di perantauan ini di tahun 2023 digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar.
Salah satu pengusaha sukses di tanah rantau yang juga hadir dalam PSBM kali ini adalah Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Bali yang juga Pendiri Yayasan Pesantren Modern Shohwatul Is’ad, Masrur Makmur Latanro.
Masrur–sapaan akrabnya, mengungkapkan jika kiat sukses itu didasari pada passion. Ketika sudah menetapkan usaha, maka selanjutnya bidang itu dilakoni secara kontinyu. Tujuannya, usaha itu bisa bertahan lama.
Bahkan eksis sebagai pioner, seyogianya menerapkan prinsip Be The First, Be Better, Be Different, and Never Behind.Saat ini, core bisnisnya fokus bergelut dengan pariwisata manca negara.
Ketika pandemi mewabah global, ia berinvestasi pada kebutuhan primer, seperti makanan. Akhir-akhir ini dengan berangsur menurunnya pandemi, geliat bisnis pariwisata Bali mulai sedikit bangkit.
Selain sebagai pengusaha, Masrur aktif menulis buku. Kata dia, mengutip pepatah orang Arab berbunyi “Khaeru Jalisen Fi Azzamaani Kitabon” yang artinya “Teman Duduk Setiap Suasana Adalah Buku”.
Menulis itu, menurut Masrur, merefresh otak kiri-kanan agar tetap aktif. Ketika otak diaktifkan, akan terjadi regenerasi sel otak yang menghindarkan tubuh dari penyakit alzeimer, meringankan stres, dan penyakit jantung.Bahkan, meningkatkan konsentrasi dan income dari royalti.
Terpenting dengan menulis buku, membuat tipikal penulisnya menjadi open minded, cakrawala luas, dan memiliki banyak sudut pandang terhadap sesuatu.”Sampai sejauh ini sudah ada empat buku. Selama di Maroko, menyelesaikan penulisan buku.
“Orang Islam Dilarang Sakit”. Intinya mengupas relevansi gerakan salat dengan kesehatan,” ujar Masrur, Minggu (15/5).
Kemudian, kata dia, “Buku Dilarang Miskin”.
berarti tidak ada kemiskinan dalam Islam. Asalkan mau kerja; Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.
Terakhir, dirinya akan membuat buku “Jangan Takut Mati”. Buku ini bercerita perjalanannya di Mesir tentang Firaun yang menganggap dirinya Tuhan.
Buku ini juga menceritakan pengalaman saya saat menumpangi pesawat Garuda Indonesia, dengan tujuan Bandara Internasional Soekarno Hatta di Cengkareng. Ternyata karena hujan es, terpaksa mendarat darurat di Palembang.
Kemudian buku dengan judul “Pelangi di Negeri Awan”, yang berkisah tentang awal membangun rumah tangga.Ada istilah yang selalu didengung-dengungkan yakni Stand Out Of The Crowd atau Berada di Atas Rata-Rata Orang Pada Umumnya.
menjelaskan, Sheriden Simove menerbitkan buku setebal 200 halaman kosong mengalahkan penjualan buku Harry Potter atau Davinci Code.
Salah satu klinik di Kawasan Menteng Jakarta menamakan diri Rumah Sehat bukan Rumah Sakit. Dengan harapan setiap orang yang sakit punya persepsi kuat menjadi sehat. Banyak prajurit, sedikit yang jenderal.
Ribuan artis, hanya beberapa aktor Hollywood Ribuan dosen, terbatas kalangan Professor. Tidak terbilang pengusaha, segelintir konglomerat.
Kalangan sedikit itu menjadi pioner di bidang mereka sebab mereka to be or not to be. So, whoever wants to stand out of the crowd dgn sukses inilah parameternya: Be The First, Be Better, and Be Different. If you are not the first, be better, If you are not better, be different but not behind.
Terkait dengan pelaksanaan PSBM itu kunci sukses dalam dunia bisnis. Founding fathernya Pak JK, Alwi Hamu, dan Aksa Mahmud, yang menginspirasi kepada seluruh peserta agar dalam berbisnis itu menjaga semangat. Sebab, semangat itu dynamic spirit yang menjadi roh keberlangsungan suatu usaha.
Pada tahun 1960, pengusaha Bugis-Makassar menguasai hampir seluruh bidang usaha. Ada Syamsuddin Dg Mangawing selaku raja real estate. Lalu Sanusi selaku pemilik Bus Padaidi Padaelo.
Ada juga Muhammadong merupakan Pemilik Bank Masyarakat. Berikutnya ada Kandacong Sengkang, La Tanrang Unilever, La Tunrung Pemil. (*)