MAKASSAR, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID- Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemdikbudristek, Prof. E. Aminudin Aziz, menyampaikan Orasi Ilmiah dengan tema ‘Penguatan Literasi dalam Rangka Transformasi Pendidikan Tinggi’.
Orasi tersebut disampaikan di Balai Sidang Muktamar Unismuh Makassar dalam rangka Sidang Senat Terbuka Luar Biasa memperingati Milad 60 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Dalam orasinya, Prof. Aminudin membahas dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap dunia kerja. “Dengan adanya teknologi saat ini, sekitar 9 persen pekerjaan memiliki 90 persen hingga 100 persen aktivitas yang dapat di otomatisasi, seperti pekerjaan buruh perakitan dan operator mesin,” ujarnya
Selain itu, terdapat sekitar 42 persen pekerjaan yang lebih dari 50 persen aktivitasnya dapat diotomasi. Namun, pekerjaan yang membutuhkan kemampuan bernalar dan interpersonal, seperti psikiater dan legislator, termasuk dalam jenis pekerjaan yang tidak terlalu terdampak oleh otomasi.
Tren kebutuhan dunia kerja terkait keterampilan aras tinggi (High-Order Skills) juga menjadi perhatian Prof. Aminudin. Selama hampir setengah abad, dari tahun 1960 hingga 2009, permintaan tenaga kerja untuk pekerjaan manual dan rutin mengalami penurunan, sementara permintaan tenaga kerja untuk pekerjaan nonrutin yang membutuhkan keterampilan interpersonal dan analitis meningkat secara konstan
“Dalam beberapa tahun ke depan, sepertiga keterampilan yang diperlukan oleh mayoritas okupasi akan terdiri dari keterampilan-keterampilan yang saat ini belum dianggap penting,” tambah Prof. Aminudin
Dalam konteks ini, Prof. Aminudin mengungkapkan perlunya Keterampilan 4 C di Era Revolusi Industri 5.0, yaitu Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving), Kreativitas dan Inovasi (Creativity and Innovation), Kolaborasi (Collaboration), dan Komunikasi (Communication).
Prof. Aminudin juga membahas permasalahan literasi di Indonesia. Menurutnya, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Studi-studi nasional dan internasional, termasuk PISA, menunjukkan bahwa banyak siswa di Indonesia tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA tidak mengalami peningkatan signifikan dalam 10 sampai 15 tahun terakhir.
Sekitar 70 persen siswa usia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam membaca dan matematika. Terdapat kesenjangan yang besar antara wilayah dan kelompok sosial ekonomi dalam hal kualitas belajar, dan krisis belajar ini semakin parah setelah pandemi.
Prof. A minudin menawarkan solusi atas berbagai persoalan tersebut dengan menegaskan pentingnya penguatan literasi. Ia mengutip konsep literasi modern dari Lemke dan Kress (2003), yang menyatakan bahwa literasi melibatkan kemampuan membaca, menulis, menyimak, berbicara, menghitung, berpikir kritis, menginterpretasi, berkomunikasi, mencipta, menggunakan bahan cetak dan tertulis dalam berbagai konteks, serta membaca dalam layar.
“Literasi tidak hanya terbatas pada bahasa, tetapi juga melibatkan desain berbasis multimedia,” ujarnya.
Prof. Aminudin juga mengutip Alvin Toffler dalam orasinya, bahwa di abad ke-21, orang yang tidak berliterasi bukanlah mereka yang tidak mampu membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak mampu menjadi pembelajar, tidak mau belajar, dan tidak pernah belajar.
Dalam konteks ini, peran Badan Bahasa Kemdikbudristek menjadi sangat penting. Badan tersebut memiliki tanggung jawab untuk menguatkan literasi melalui berbagai program dan kegiatan. Dengan meningkatkan kemampuan literasi, diharapkan masyarakat Indonesia akan mampu menghadapi perubahan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks.
Prof. Aminudin mengajak seluruh pihak terkait, termasuk universitas dan lembaga pendidikan, untuk bersama-sama mengatasi krisis literasi dan mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. Dalam era Revolusi Industri 5.0 yang semakin maju, penguasaan literasi menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan global.
Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. dalam Sidang Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka Milad 60 Unismuh Makassar menjadi panggilan penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dalam transformasi pendidikan tinggi dan menghadapi era perubahan yang semakin cepat. (*)