MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Bank Syariah Indonesia (BSI) tumbuh semakin pesat dalam kurun waktu dua tahun sejak berdiri.
237,55 juta jiwa populasi Muslim di Indonesia menjadikan BSI salah satu jawaban dari kebutuhan atas badan penghimun dana yang menerapkan sistem syariah namun juga diakui negara.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset bank syariah di periode April 2023 terus bertumbuh dobel digit dari tahun ke tahun atau sekitar 13,10 persen dari tahun sebelumnya dengan nominal Rp12,73 triliun.
Tumbuh pesat, Hal ini dibenarkan Manager Area BSI MakassarMakassar Nugroho Agung Dewanto. Khusus di Makassar menurut Agung perkembangan ekonomi syariah semakin baik dari tahun ke tahun.
“Perkembangan bisnis Syariah sangat baik hampir menyentuh di angka 10 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun secara nasional masih menjadi PR karena market share masih sekitar 7 persen. Ini tantangan perbankan syariah Karena bagaimanapun kita harus memberikan edukasi dan literasi tentang perbankan sayariah kepada masyarakat,” ujar Agung dalam podcast bersama Harian Rakyat Sulsel Kamis (22/6/2023).
Sejalan dengan visi BSI hadir sebagai perbankan berkonsep syariah, tidak hanya dari segi bisnis, BSI semakin memoerkaya khasanah syariah yang melekat dengan menghadirkan berbagai layanan yang memudahkan umat muslim lewat sahabat mobile banking BSI.
Berbeda dengan mobile banking perbankan lainnya, selain transaksi keuangan BSI juga menghadirkan fitur-fitur syariah seperti
sahabat sosial dan sahabat spiritual.
Sahabat sosial berisi layanan pembayaran infak dan sedekah, “Artinya kita memudahkan nasabah kita memanfaatkan fitur-fitur layanan lain. Kalau misalnya masyarakat lupa bayar infak atau sedekah bisa klik layanan mobile banking dan bisa membayarkannya langsung,” terang Agung
“Ada juga fitur sahabat spiritual ini yang agak unik dan tidak dimiliki oleh mobile banking lainnya. Kerennya jadwal salat ada pada fitur ini untuk mengingatkan shalat, ada juga jus amma bahkan lokasi mesjid terdekat,” sambungnya
Ada juga layanan cicilan emas, penyaluran KUR bahkan KPR rumah subsidi maupun komersil.
“Kita bekerja sama dengan beberapa institusi untuk mendorong masyarakat seperti koperasi dan di beberapa tempat seperti Surabaya, Aceh dan Jogja membina UMKM dari nol. Insya Allah tahun ini di Makassar juga ada UMKM center. Kita akan bekerja sama dengan berbagai institusi dari Universitas koperasi tentang bagaimana kita mempercayakan UMKM dan masyarakat yang ingin memiliki usaha. Nantinya kita juga ada pelatihannya dan menjelaskan tentang bagaimana perizinan agar calon nasabah paham,” beber Agus.
“KPR kemarin kita juga sudah kerja sama dengan jaringan Sekolah Islam Terpadu untuk menghadirkan rumah subsidi untuk mensejahterakan guru guru. Tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat yang ingin memperoleh rumah subsidi juga bisa mengajukan ke BSI, kita juga ada untuk rumah komersial,” tambahnya.
Terbaru, BSI juga menghadirkan program berkurban bersama BSI dimana program ini mengajak masyarakat yang bingung ingin berkurban di mana.
“Kita punya program yaitu berkurban dengan menempatkan dana yang kami blokir jangka waktunya ada 3 bulan, 6 bulan, maupun 12 bulan. Dari dana tersebut masyarakat bisa mendapatkan hewan kurban dan bisa dipilih di daerah mana hewan kurban tersebut di bagikan.
“Misalnya ingin berkurban di Pinrang, maka akan di salurkan ke Pinrang dan akan akan disiarkan lewat YouTube maupun zoom sehingga menjaga proses kurban mulai dari pemilihan hewan, pemotongan sampai pembagian sesuai syariat yang kadang-kadang masyarakat belum tahu,” jelasnya.
“Jumlah kurban di BSI Makassar saat ini sudah 19 ekor sapi dan kemarin bertambah terus. Saat ini cukup banyak persiapan kita tentu saja baik dari proses pemilihan kurban kita selalu bersama dan didampingi tim kesehatan karena wajib dilihat dari segi kesehatan,” sambungnya.
Dari sisi pembinaan, saat ini BIS memiliki desa binaan yang mengelolah peternakan dengan 190 ekor sapi yang membawahi 59 kepala keluarga di kabupaten Gowa.
Menurut Agung tiga hal yang digaris bawahi bahwa BSI selain di Awasi BI dan OJK juga diawasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Pertama semua produk kita bukan hanya regulator Bank Indonesia dan OJK tetapi juga memiliki Majelis Ulama Indonesia. Dalam mengeluarkan produk, kita akan diawasi MUI apakah sesuai syariah atau tidak dan selain regulator Bi dan OJK ada juga dewan pengawas” ungkapnya
Kedua dari segi proses, “Dana-dana yang kita kumpulkan dari masyarakat baik tabungan, deposito dan sebagainya kita salurkan ke pembiayaan yang baik. Tujuannya kita menjaga kemurnian dana dari masyarakat jangan sampai kita Salurkan yg berhubungan dengan makanan dan minuman non halal,” urai Agung
Ketika adalah zakat yang disalurkan BSI, “Mungkin zakat kami yang terbanyak yakni 173 miliar kita bayarkan ke baznas. Tidak hanya pajak saja tetapi juga zakat yang kita keluarkan.tiga prinsip itu adalah harga mati di BSI yang tidak dimiliki oleh siapapun,” tutupnya. (*)