MAKASSAR, BACAPESAN.CO – Warga Kecamatan Mariso di Kota Makassar telah berhasil memanfaatkan lahan tidur seluas 50 meter persegi untuk menanam cabai, yang menghasilkan pendapatan sekitar Rp500 ribu per bulan.
Keberhasilan ini merupakan hasil dari kekompakan warga dan upaya dalam mensukseskan program Lorong Wisata (Longwis) yang juga mencakup Gerakan Terus Menanam.
Camat Mariso, Juliaman menjelaskan bahwa program Gerakan Terus Menanam dilakukan sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri untuk menghadapi gejolak inflasi di beberapa kota di Indonesia.
Program ini juga telah dijalankan di beberapa lokasi, termasuk di Kecamatan Mariso, tepatnya oleh Warga Masyarakat RT 05/RW 01 di Kelurahan Mariso, di Jalan Nuri, Lorong 302.
Melalui Program Lorong Wisata, warga Mariso bekerja sama dengan Pemerintah Kelurahan Mariso, LPM, RT, dan RW dapat mengubah lahan tidur seluas 50 meter persegi menjadi lahan pertanian yang produktif.
Kelompok Tani Mandiri yang dibentuk oleh warga telah melakukan panen cabai sebanyak empat kali.
Setiap kali panen menghasilkan sekitar 14 hingga 19 kilogram cabai, dengan pendapatan sebesar Rp500 ribu per bulan.
Juliaman mengungkapkan bahwa sebelumnya lahan tersebut sangat kumuh dan digunakan sebagai tempat penampungan barang rongsokan.
Namun, sejak awal bulan Februari, lahan tersebut telah diubah menjadi lahan perkebunan yang dimanfaatkan oleh warga.
Selain menanam cabai, lahan tersebut juga telah ditanami dengan berbagai jenis sayuran lainnya.
“Sekarang sudah dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat,” ujar Juliaman, Minggu (25/6).
Warga mendapatkan bantuan bibit dan media tanam dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar dalam melaksanakan Program Gerakan Terus Menanam dan Lorong Wisata.
Juliaman berharap agar kegiatan ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan ke depannya guna membantu peningkatan perekonomian masyarakat.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung program yang telah dicanangkan oleh Wali Kota Makassar.
“Mari kita sukseskan program yang telah dicanangkan oleh Wali Kota Makassar,” tuturnya. (*)