Jadi Ketum Asbanda, Yuddy Renaldi Harapkan BPD Jadi Ekosistem yang Diperhitungkan

  • Bagikan
Dirut Bjb Jabat Ketum Asbanda

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Direktur Utama (Dirut) Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bjb), Yuddy Renaldi terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda).

Sebelumnya, jabatan ini diduduki Direktur Utama (Dirut) Bank Jateng, Supriyatno yang memimpin sejak terpilih tahun 2022 lalu.

Yuddy Renaldi terpilih sebagai ketua umum dalam rapat tertutup pada Musyawarah Nasional (Munas) Asbanda ke-22 yang digelar di ruang Acacia Hotel Claro Makassar, Kamis (31/8).

Yuddy mengungkapkan terpilihnya ia sebagai Ketua Umum adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi.

“Sebenarnya banyak hal yang harus dilakukan, terutama sebagai Dirut bjb dan beberapa asosiasi yang didalamnya saya terlibat kepengurusan. Namun tangung jawab yang diberikan asbanda terutama dirut-dirut BPD seluruh Indonesia,” ujar Yuddy.

Menurut Yuddy, BPD mampu menjadi perbankan yang maju dengan aset mencapai Rp 945 Triliun jika dikonsolidasi dari 27 BPD.

“Nah kalau itu bergabung kita bisa menjadi nomor 5 nasional dengan laba mencapai Rp 50 Triliunan. Saya menyampaikan kepada seluruh dirut agar mari kita bersama sama memajukan organisasi kita untuk kemajuan BPD,” ungkapnya.

Lebih jauh untuk formatur kepengurusan akan di buat dan disusun. “Semua harus saling membantu karena bukan saya seorang menggantikan pak Supriyatno, namun kita semua,” ujarnya.

Terkait program, Yuddy akan tetap meneruskan program Dirut terdahulu sebab menurutnya setiap BPD memiliki kompleksitas berbeda-beda.

“Yang pertama kita tetap akan melanjutkan program Supriyatno karena inikan bukan organisasi yang selesai jabatan, selesai pula programnya, namun keberlangsungan. Apalagi karena kita memiliki kompleksitas berbeda. Misal ada yang kompleksitasnya besar namun ada juga yang belum devisa misalnya,” jelasnya.

“Saya ingin semua close transaksi karena ada beberapa BPD yang memiliki sumberdaya alam seperti kelapa sawit, pertambangan, pertanian, perkebunan yang sayang sekali jika potensi daerah ini diambil bank lain padahal ada BPD dsana. Tugas kita membawa bank BPD yang belum mentas kemudian yang belum sempurna kita sempurnakan,” tambahnya.

Dirinya juga mencontohkan sinergi yang dilakukan bjb dan Bank Bengkulu dalam kelompok usaha bersama.

“Kolaborasi ini tidak hanya ditunggu bjb tetapi juga OJK sebagai model kelompok usaha bank dalam konsolidasi likuiditas dan permodalan yang bisa menjadi contoh baik yang harusnya ditopang regulator maupun OJK. Apa yang menjadi harapan bank Bengkulu kita suppor, it, agen laku pandai, dsb semua kita support walau kita tidak memperlihatkan diri. Itu yg tidak tercermin jika kita bekerja sama,” tukasnya.

Tentu, kata dia, banyak hal lain yang bisa disinergikan misal menggabungkan infrastruktur IT dan tidak ego menghadirkan infrastruktur yang begitu mahal, tetapi membantu BPD lain.

“Saya sebagai ketua umum menginginkan BPD menjadi bagian ekosistem keuangan daerah yang diperhitungkan karena kadang dulu kita dianggap bank daerah yang tidak memiliki banyak fungsi namun setelah akselerasi ini harus benar-benar kita tingkatkan sinergitas BPD agar makin maksimal dan memiliki manfaat serta profit yang sesuai dengan yang diinginkan,” tutupnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version