MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Otoritas Jasa keuangan (OJK) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh positif pada triwulan II 2023 yaitu sebesar 5,17 persen dibanding tahun sebelumnya diperiode yang sama. Jika dibanding triwulan l 2023, perekonomian mengalami kenaikan dari sebesar 5,04 persen.
Dari data OJK, pertumbuhan positif ekonomi pada triwulan ke ll didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik.
“Namun demikian, perlu dicermati kecenderungan pelemahan indikator terkini seiring dengan perkembangan optimisme konsumen, tren penurunan inflasi inti, dan berlanjutnya penurunan harga komoditas yang telah menekan kinerja eksternal Indonesia,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar via zoom, Kamis (7/9).
Dinamika perekonomian tersebut mendorong pelemahan pasar keuangan global baik di pasar saham, pasar surat utang, maupun pasar nilai tukar, yang juga disertai terjadinya peningkatan volatilitas pasar dan terjadinya outflow dari mayoritas pasar keuangan emerging markets, termasuk pasar keuangan Indonesia.
Dari sisi perekonomian global, terjadi
divergensi yang masih berlanjut dengan ekonomi AS yang resilien di tengah inflasi inti yang terus menurun. Resiliensi ekonomi tersebut meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed lebih hawkish.
Di Eropa, pertumbuhan ekonomi kembali turun menjadi 0,6 persen dari tahun sebelumnya pada triwulan II 2023 dari 1,1 persen pada triwulan sebelumnya, sementara inflasi inti masih persisten tinggi.
Di sisi lain, momentum pemulihan ekonomi Tiongkok semakin termoderasi. Indikatorindikator ekonomi Tiongkok tercatat di bawah ekspektasi dengan inflasi yang masuk ke zona deflasi dan kinerja eksternal yang terkontraksi. Selain itu, tekanan pada sektor properti di Tiongkok kembali meningkat seiring munculnya permasalahan pada beberapa pengembang properti besar. (Hikmah/B)