Nurniah: Program JKN Jadi Pegangan Saat Usia Senja

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Memiliki usia senja tentunya membutuhkan perhatian khusus terutama dalam menjaga kehatan demi kualitas hidup yang lebih baik. Hal inilah yang tengah dirasakan oleh Nurniah (56), Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

Wanita paruh baya yang kesehariannya sebagai guru mengaji ini terdaftar dalam Program JKN sejak tahun 2021 silam. Sadar akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan, Nurnia juga menjadikan Program JKN sebagai pegangan di usianya yang rentan terserang penyakit.

“Saat ini saya tergolong dalam usia lanjut, sehingga sangat penting untuk memiliki jaminan kesehatan. Semoga kita tidak pernah pakai, tapi kondisi kesehatan kan tidak selalu baik jadi Program JKN ini bisa dijadikan pegangan untuk berjaga-jaga,” ungkap Nurnia.

Ia mengaku jarang menggunakan Kartu JKN, tapi dengan riwayat penyakit hipertensi yang ia miliki, jika merasa pusing dengan segera dirinya melakukan pemeriksaan tekanan darah di fasilitas kesehatan.

Ia juga menyampaikan jika selama menjalani rawat jalan pada fasilitas kesehatan, pelayanan yang didapatkan sangat memuaskan. Tidak hanya pelayanan di fasilitas kesehatan, pelayanan yang ia dapatkan saat berkunjung ke Kantor BPJS Kesehatan sangat memuaskan dan membantu kebutuhannya.

Menurut Nurniah, pemeriksaan kesehatan menggunakan Kartu JKN tidak akan dipersulit asalkan mengikuti prosedur yang berlaku. Baginya, Program JKN ini bisa menjadi pegangan dalam memberikan jaminan kesehatan bagi dirinya.

Selain dirinya, ia juga menyampaikan jika anaknya mengandalkan Kartu JKN ini untuk pemeriksaan kehamilan hingga proses persalinannya.

“Saya sendiri tidak pernah rawat inap, semoga tidak pernah ya. Tapi anak saya pernah pakai rawat inap saat melahirkan cucu saya ini (sambil menunjuk cucunya yang dibawa serta),” jelasnya.

Selama menjalani rawat inap, anaknya tidak perlu lagi memikirkan biaya tambahan, karena semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Selain itu, ia juga tidak menemukan adanya pembatasan rawat inap, ia pulang sesuai dengan saran dari dokter saat kondisi anaknya sudah mulai pulih.

“Saat anak saya menjalani proses melahirkan, tidak ada lagi kekhawatiran akan biaya tambahan yang harus dikeluarkan, mulai dari pemeriksaan dokter, obat hingga kamar perawatan, semua menjadi tanggungan BPJS Kesehatan,” tambahnya.

Tidak sampai di situ, ia juga mengapresiasi kemudahan layanan yang ia rasakan langsung saat ingin melakukan perubahan fasilitas kesehatan tingkat pertamanya.

“Sebelumnya saya terdaftar di puskesmas, tapi ingin beralih ke klinik karena lokasi lebih dekat dengan tempat tingga saya. Saya pikir akan dipersulit, ternyata tidak sama sekali. Pegawai BPJS Kesehatan saat itu menginformasikan jika perubahan faskes hanya bisa dilakukan satu kali dalam kurun waktu tiga bulan,” ujar Nurniah.

Dalam kunjungannya, ia juga diedukasi terkait antrean online yang saat ini gencar disosialisasikan. Meskipun selama ini ia tidak merasakan kesulitan karena antrean di faskes, tapi menurutnya hal ini sangat memudahkan peserta karena bisa mengatur waktu kapan akan keluar rumah sehingga tidak harus menunggu lama di faskes.

Fitur antrean online ini dapat diakses pada Aplikasi Mobile JKN yang dapat diunduh pada gawai yang dimiliki oleh peserta.

Nurniah menyampaikan harapannya ke depan mengenai pengelolaan Program JKN. Ia berharap program pemerintah yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ini dapat terus berlanjut dalam memberikan manfaat yang merata dan setara kepada masyarakat Indonesia.

“Harapan saya, di usia yang saat ini sudah tergolong lansia tapi jarang menggunakan Kartu JKN, semoga iuran yang sudah saya bayarkan bisa menjadi sedekah bagi mereka yang kurang mampu,” tutupnya. (***)

  • Bagikan