MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menggelar penyambutan mahasiswa baru Program Pascasarjana (PPs) S2-S3 yang dilaksanakan di Ballroom Teater Lantai 3 Menara Pinisi UNM, Senin (18/9).
Sebanyak 2.015 mahasiswa baru PPs UNM yang terdiri dari jumlah mahasiswa S2 sebanyak 1.692 orang dan mahasiswa S3 berjumlah 323 orang.
Pada kesempatan kali ini, UNM menghadirkan Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh untuk memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa PPs UNM yang mengikuti prosesi penyambutan.
Rektor UNM Prof Husain Syam dalam sambutannya mengatakan, untuk memotivasi mahasiswa baru harus menghadirkan seorang pembelajar sejati yang sudah malang melintang dalam ilmu pengetahuan.
“Prof Zudan adalah pembelajar sejati, kehadiran beliau sangat menginspirasi, menggugah semangat dan dapat mengisi potensi yang ada di kampus pencetak generasi tangguh di tengah ketatnya persaingan,” ujar Prof Husain Syam, Senin (18/9).
Guru besar di bidang Teknik Pertanian ini mengungkapkan, di tahun 2023 UNM menerima sebanyak 18.000 mahasiswa, sehingga total keseluruhan mahasiswa mencapai 63.000 orang dengan para guru besar dan dosen yang sangat berpengalaman.
“Penyambutan mahasiswa pasca sarjana tahun ini merupakan yang terakhir bagi saya. Untuk itu, perkenankan saya memohon dukungan menjadi nahkoda di kapal Sandeq yang baru. Insya Allah kita akan tetap bersama meski di tempat pengabdian yang lain,” tutur pria yang akrab disapa PHS ini.
Sementara itu, Prof Zudan menyarankan kepada mahasiswa pasca sarjana untuk merencanakan dan mengukur kemampuan.
“Awali dengan baik rencana dan manajemen pendidikan. Sehingga saat tiba waktu proposal semua akan bisa teratasi dengan baik,” kata Prof Zudan dalam kuliah umumnya dengan tema “Transformasi Digital dan Pemerintahan”.
Prof Zudan menguraikan berbagai klaster peradaban yang menggambarkan apa dan bagaimana umat manusia, harus terus bersiap diri menyongsong perubahan.
Menurutnya, peradaban umat manusia lekat dengan perubahan dari waktu ke waktu. Transformasi peradaban itu dimulai dengan istilah peradaban 1.0, yakni kehidupan manusia nomaden yang bertumpu pada berburu dan meramu.
Kemudian peradaban terus berkembang 2.0 meningkat sedikit lebih tinggi dengan menetap dan berladang dan beternak. Naik lagi ke 3.0, yakni masuk peradaban industrialisasi. Terus berkembang ke generasi peradaban 4.0, ditandai dengan masyarakat yang sangat intens menggunakan teknologi. “Saya menyebut kehidupan ditandai dengan pelayanan dalam genggaman,” ujarnya.
Di era ini transformasi digital terjadi sangat masif, lanjut Prof Zudan, semua kegiatan dan kebutuhan umat manusia sudah ada di handphone dan di genggaman masing-masing.
Prof Zudan menunjuk transformasi yang sangat cepat terjadi di industri keuangan dan telekomunikasi. Dirinya mengambil satu contoh saja, bagaimana cara mengirim uang. Dulu orang tua mengirim uang kuliah anaknya lewat wesel pos. Kemudian beralih kirim uang lewat transfer di counter bank.
“Generasi yang lebih muda lagi kiriman uang ditransfer melalui ATM. Sekarang kirim uang bisa lewat hp dengan m-Banking atau platform payment gateway lainnya. Lahirlah yang namanya digital trust. Sekarang di berbagai belahan dunia mulai masuk ke peradaban 5.0,” ujarnya.
Itu sebabnya, dirinya mendorong transformasi digital, agar pelayanan bisa lebih cepat, lebih baik, efektif dan dirasakan manfaatnya sehingga masyarakat pun ikut berbahagia. (*)