“Kata produser BBC bahwa suara saya akan headline dan telah dinantikan oleh 40 jaringan BBC di seluruh dunia,” kata Direktur Utama Media Online24.com periode 2017-2019.
Kedua, ketika Anno liputan di Atambua, dimana harus interview panglima pro-Indonesia yang bersembunyi di tengah hutan serta pengungsi Timor Timur di Atambua, Nusa Tenggara Timur.
“Sempat dikejar dan hampir dibakar hidup-hidup. Alhamdulilah, kami selamat bersama rombongan,” ucap Komisaris Indonesia Konten Kata 2020-sekarang.
Bekerja di radio sangat berkesan bagi Anno, karena bisa terlibat mengembalikan marwah radio di tengah-tengah masyarakat.
“Saya pernah membuat rundown program 24 jam siaran berita yang akan disiapkan melalui radio smart dan sempat diberlakukan ke seluruh jaringan radio smart,” ucapnya.
Lalu kemudian Anno bekerja di televisi, yaitu di Trans TV sebagai reporter sekaligus kameramen. Di sini kemudian ia juga tentang penyiaran. Itu berkat petinggi-petingginya, antara lain Ishadi SK, Wisnhutama, Iwan Ahmad Sudirman, Hardimen Koto, Dede Apriadi, dan banyak lagi.
“Saya benar benar memanfaatkan moment di Trans TV tidak hanya bekerja, tetapi bekerja sambil belajar,” bebernya.
“Saya benar-benar mencintai dunia TV pada saat itu. Kadang hanya sehari mendapat tugas keluar kota kemudian ditugasi lagi ke daerah lain. Saya spesial meliput bencana dan kerusuhan,” tambahnya.
Di Trans TV, kata Anno, dirinya banyak belajar termasuk menciptakan program. Di stasion inilah dirinya sebagai koresponden yang bertindak sebagai produser, reporter, presenter, kameramen, dan kadang-kadang kurir mengantar kaset liputan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar untuk dikirim di Jakarta.
“Saya pertama kali live di lapangan Karebosi Makassar. Belum ada pengalaman, tetapi produser saya Rizal Mustari memaksa dan menyuruh untuk live. Alhamdulilah, lancar,” kata Anno yang pernah mendapat predikat sebagai karyawan terbaik Trans TV pada 2006 ini.
Setelah itu, dirinya mendirikan televisi regional Indonesia Timur Ve Channel. Bersama Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin saat itu dan Moh Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) membangun stasiun TV regional.
“Alhamdulillah, saya sempat membangun etos kerja TV terhadap seratus lebih karyawan dan mengajarkan ke mereka tentang dunia TV dan etos bekerja di televisi. Saya bahkan tidur di kantor demi menjaga kualitas dan program stasion TV tersebut,” jelasnya.