“Saya benar benar memanfaatkan moment di Trans TV tidak hanya bekerja, tetapi bekerja sambil belajar,” bebernya.
“Saya benar-benar mencintai dunia TV pada saat itu. Kadang hanya sehari mendapat tugas keluar kota kemudian ditugasi lagi ke daerah lain. Saya spesial meliput bencana dan kerusuhan,” tambahnya.
Di Trans TV, kata Anno, dirinya banyak belajar termasuk menciptakan program. Di stasion inilah dirinya sebagai koresponden yang bertindak sebagai produser, reporter, presenter, kameramen, dan kadang-kadang kurir mengantar kaset liputan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar untuk dikirim di Jakarta.
“Saya pertama kali live di lapangan Karebosi Makassar. Belum ada pengalaman, tetapi produser saya Rizal Mustari memaksa dan menyuruh untuk live. Alhamdulilah, lancar,” kata Anno yang pernah mendapat predikat sebagai karyawan terbaik Trans TV pada 2006 ini.
Setelah itu, dirinya mendirikan televisi regional Indonesia Timur Ve Channel. Bersama Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin saat itu dan Moh Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) membangun stasiun TV regional.
“Alhamdulillah, saya sempat membangun etos kerja TV terhadap seratus lebih karyawan dan mengajarkan ke mereka tentang dunia TV dan etos bekerja di televisi. Saya bahkan tidur di kantor demi menjaga kualitas dan program stasion TV tersebut,” jelasnya.
“Lagi-lagi saya suka menerima tantangan baru, maka dari itu saya selalu serius dan fokus,” tambah Pengurus IKA Unhas Bidang Pendidikan, Komunikasi dan Digitalisasi Periode 2022-2026 ini.
Ketua Ikatan Jurnslis Televisi Indonesia (IJTI) Sulsel Periode 2014-2017 ini, mengakui, tantangan berat kerja di TV adalah membangun kepercayaan dari pemirsa. Maka dari itu, bekerja di broadcast tak mengenal kata salah. Harus selalu benar, itulah tekanan terberat.
Maka dari itu. Ketika diminta anggota timsel lainnya sebagai Ketua Timsel KPID Sulsel, sebenarnya ia sempat menolak.
“Namun, adinda saya Dr Lukman memaksa, maka yah apa boleh buat, saya terima dengan berbagai persyaratan,” kata mantan Ketua Timsel Bawaslu Sulsel 2023.
Anno yang juga pernah menjadi pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar dan Provinsi Sulsel ini, menjelaskan, salah satu alasannya adalah para Timsel KPID Sulsel sepakat untuk mencari atau menyeleksi calon komisioner KPID Sulsel yang profesional, kreatif yang tidak sekedar memahami regulasi melalui undang-undang, tetapi mereka paham tentang dunia penyiaran, psikolog publik.
“Sebab di mata komisioner lah, publik Sulsel akan mendapatkan siaran yang sehat dan positif. Jika ada siaran yang tidak sehat masuk ke ruang tengah Anda di Sulsel, maka jangan salahkan stasiun TV tersebut, tetapi tuntutlah para komisioner KPI, sebab merekalah yang akan mengawasinya,” ujar Deklarator dan Pengurus Pusat Aliansi Jurnalis Video (AJV) Indonesia Periode 2020-sekarang ini.
“Jika anak Anda atau keluarga Anda mendapat tontonan yang tidak sehat? Maka cecerlah komisioner KPI. Mereka yang harus bertanggung jawab,” terang Anno Suparno. (*)