MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Kegiatan Healthy English (Health-Eng) Camp yang diselenggarakan oleh Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat Universitas Negeri Makassar (UNM) berjalan sukses. Di mana, agenda itu bentuk Kolaborasi antara Deputi Kesehatan dan Deputi PSDM.
Deputi Kesehatan menghadirkan materi pertolongan pertama dengan mengundang Ahmad Aswan dari UKM KSR PMI UNIT UNM sebagai pemateri. Materi ini menekankan pentingnya pertolongan pertama, tujuannya, dan prinsip-prinsip dasarnya.
Dalam materi tersebut, Ahmad Aswan menjelaskan bahwa tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk menyelamatkan jiwa penderita dan mencegah terjadinya cacat. Tiga prinsip dasar yang diuraikan adalah pertama, jangan mengubah posisi orang yang terluka.
Kedua, bertindak dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan atau kondisi darurat lainnya; dan ketiga, tidak memberikan cairan apa pun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan, karena dapat menghambat saluran pernapasan.
Selain teori, peserta juga diajak untuk melakukan praktek langsung dalam memberikan pertolongan pertama. Ahmad Aswan menekankan pentingnya pengetahuan dan peralatan pertolongan pertama pribadi (P3K) yang harus tersedia di rumah atau kantor.
“Penting untuk mengetahui pengetahuan terkait pertolongan pertama dan juga harus memiliki P3K pribadi baik di rumah maupun kantor. Hal ini bisa menjadi perbedaan besar dalam situasi darurat yang memerlukan tindakan cepat,” kata Ahmad Aswan selama presentasinya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari peserta, yang merasa lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi situasi darurat yang memerlukan pertolongan pertama. Diharapkan bahwa peningkatan kesadaran dan keterampilan pertolongan pertama ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta dan masyarakat umum.
Selanjutnya, materi kedua yang dibawakan oleh Buya Ahmad Bilal dengan materi Daily Convertation, Ia mengatakan bahwa penggunaan bahasa Inggris memiliki tingkat kepentingan yang semakin meningkat di era saat ini.
Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional, telah menjadi pilar komunikasi global, dan pemahaman yang kuat tentangnya adalah sebuah keunggulan yang tak terbantahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Setelah itu, Bayu mengajarkan tentang idioms.
“Mengapa belajar idioms penting? Karena mereka bisa memberikan warna dan nuansa yang lebih dalam dalam komunikasi kita sehari-hari,” jelas Buya Ahmad Bilal selama presentasinya.
Setelah materi yang mencakup pemahaman tentang idioms dalam penggunaan sehari-hari, Buya Ahmad Bilal mengajak peserta untuk praktik dialog Bahasa Inggris yang akan menjadi pengembangan keterampilan peserta dalam berbicara bahasa inggris.
Kegiatan ini mencerminkan kolaborasi yang sukses antara berbagai bidang pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam dua aspek penting yakni kesehatan dan komunikasi bahasa Inggris. (*)