PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, terima 30 orang peserta studi lapangan PKA angkatan V dari PPSDM Kemendagri Regional Makassar di ruang pola Setdako Parepare, Jumat (29/9/2023).
Kepala PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Sugiarto yang hadir langsung membawa rombongan.
Pada kesempatan itu, Taufan Pawe, didampingi Pj Sekda Parepare Husni Syam, Kepala BKPSDMD Parepare Adriani Idrus, dan jajaran pejabat lingkup Pemkot Parepare.
Dalam sambutannya, Taufan Pawe mengaku bangga Parepare dipilih menjadi lokasi studi lapangan peserta PKA. “Saya yakin Parepare dipilih pasti punya indikator, tidak dipilih begitu saja,” ucap Taufan Pawe.
Di kesempatan itu, Taufan Pawe memperkenalkan Parepare dengan branding Kota Cinta Sejati Habibie Ainun.
Parepare sudah lebih dulu membuat branding itu sebelum Presiden Joko Widodo meminta 514 Kabupaten Kota memiliki branding masing-masing dalam rapat koordinasi nasional kepala daerah se-Indonesia di Sentul, Bogor, yang baru lalu.
“Kenapa branding itu lahir? Bapak BJ Habibie mengatakan barusan ada Wali Kota mau jadikan saya sumber inspirasi dalam pembangunan Parepare, kota kelahirannya. Karena itu, saya gunakan simbol-simbol kebesaran Habibie sebagai Presiden dan teknokrat dalam membangun Parepare,” ungkap Taufan Pawe.
Taufan Pawe memperkenalkan satu demi satu ikonik BJ Habibie dan istrinya Hasri Ainun Habibie yang dibangun di Parepare. Di antaranya Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun yang awalnya sempat menuai pro dan kontra, namun kini justru banyak orang berswafoto (selfie) di sana.
“Jangan pulang kalau belum selfie di Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun,” canda TP, akronimnya.
Ikon lainnya yang monumental adalah berdirinya Institut Teknologi BJ Habibie (ITH), sebuah perguruan tinggi negeri di Parepare yang dirintis Taufan Pawe sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014, namun baru terwujud pada 2021 pada masa Presiden Jokowi.
Kini ITH sudah menerima mahasiswa angkatan kedua dengan jumlah program studi (Prodi) yang terus bertambah setiap tahun.
Wali Kota Parepare dua periode ini juga mengulas upayanya meningkatkan PAD dan menggeliatkan ekonomi masyarakat.
Lahirlah Teori Telapak Kaki, gagasan Taufan Pawe yang sudah diakui oleh Institut Bank Indonesia (BI). Teori ini adalah memanfaatkan Parepare sebagai kota jasa yang minim sumber daya alam untuk mendatangkan banyak telapak kaki (orang), yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat.
Teori itu kemudian diperkuat oleh visi misi Taufan Pawe pada periode kedua pemerintahannya yakni menjadikan Parepare sebagai Kota Industri Tanpa Cerobong Asap dengan tiga pilarnya pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Hasil dari upaya Taufan Pawe meningkatkan PAD berbuah positif, dari PAD yang diwarisinya hanya Rp37 miliar pada 2013, kini naik signifikan menjadi Rp169 miliar. Karena peningkatan PAD melampaui 200 persen itu, Taufan Pawe diganjar penghargaan oleh Mendagri.
Di ujung sambutan, Taufan Pawe mengulas tentang kondisi keuangan daerah yang diwarisinya mulai dari disclaimer atau tidak diakui kewajarannya, kemudian dalam tempo enam bulan dijadikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan hingga kini sudah opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
“Hasil konsultasi saya dengan BPK saat itu, password untuk menjadi WTP sederhana, yaitu komitmen kepala daerah dan komitmen kepala SKPD,” tegas Taufan Pawe.
Tidak lupa Taufan Pawe mengingatkan tiga taat yang selalu didengung dengungkan selama dua periode pemerintahannya, yaitu taat asas, taat administrasi, dan taat anggaran.
Taufan Pawe mengibaratkan dua periode pemerintahannya sebagai anak sekolah yang rapornya tidak pernah merah, sehingga wajar jika dia ingin naik kelas.
“Dan terakhir saya berpesan, seperti yang Bapak BJ Habibie pernah katakan, setelah minum airnya Parepare, pasti akan melonjak kariernya,” tandas Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel ini.
(***)