Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan kubu pendukung status quo keberlanjutan mulai mengkalkulasi potensi perpecahan dukungan.
“Fragmentasi dukungan ini terutama karena sikap PDIP dan Jokowi yang berbeda. Jokowi cenderung bermain dua kaki, dengan memperlihatkan loyalitas ganda pada kedua capres,” ujar Luhur.
Menurut dia, opsi menyatukan Prabowo-Ganjar merupakan upaya menyolidkan dukungan di kubu pendukung keberlanjutan pemerintahan.
“Barisan oligarki pendukung pun tidak ingin membiayai kontestasi Pilpres dengan biaya yang lebih mahal. Mereka berharap bisa menyelesaikan pertarungan lebih cepat dan lebih murah,” imbuh dia.
Luhur mengatakan, lembaga survei dan firma konsultan politik mitra Istana akan memainkan politik survei untuk merasionalisasi opsi-opsi pasangan terbaru Prabowo-Ganjar ataupun sebaliknya.
Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis elektabilitas bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Hasilnya, elektabilitas pasangan ini terjun bebas pasca deklarasi.
Peneliti Adjie Alfaraby mengatakan, penurunan tersebut terlihat dari elektabilitas Anies yang sebelumnya pada Agustus 2023 mencapai 19,7 persen. Turun menjadi 14,5 persen pada September 2023.
Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Sulsel, Azhar Arsyad mengatakan bahwa PKB tetap berkeyakinan pasangan AMIN akan memenangkan Pilpres 2024. “Kami terus melakukan sosialisasi dan program yang menyentuh masyarakat. Selain itu berupaya meyakinkan publik mengenai pasangan AMIN,” kata Azhar.
Azhar mengaku tak mau menanggapi mengenai survei yang menempatkan pasangan AMIN di posisi buncit. Alasannya, lembaga survei hanya mengambil sampel sebagian dari masyarakat pemilih. “Lihat nanti saat perhitungan suara,” imbuh dia.
Azhar mengatakan, kader PKB terus bergerak menyapa langsung masyarakat dan sosialisasi pasangan AMIN.
“Semua kader dan struktur sudah diinstruksikan untuk bersama-sama partai koalisi dan relawan membentuk posko-posko kemenangan dan bergerak door to door mensosialisasi AMIN,” beber Azhar.
Pengamat antropologi politik dari Universitas Hasanuddin Tasrifin Tahara menilai situasi survei kadang berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan saat pemilihan berlangsung.
“Ini selalu menjadi debat antara hasil survei soal elektabilitas dan foto-foto massa yang melimpah ruah setiap kali kunjungan Anies ke berbagai tempat,” ujar Tasrifin.
Menurut dia, banyak faktor yang mempengaruhi survei pasangan ini pasca deklarasi. Salah satunya basis pemilih Partai Demokrat sudah pasti tidak akan mendukung. “Padahal Demokrat tadinya sebagai pendukung utama,” ujar dia.
Dia menilai, basis Jawa Timur dan NU yang menjadi harapan dukungan ke pasangan AMIN juga tidak mayoritas. Pemilih di daerah itu masih terbagi ke Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Karena pilpres masih jauh dan masih ada kejutan-kejutan konfigurasi elit yang akan mempengaruhi kemenangan pasangan tertentu nanti,” imbuh dia.
Survei LSI Denny JA di pada September 2023 menempatkan Prabowo masih unggul di angka 39,8 persen. Di bawahnya sedikit lebih rendah, elektabilitas Ganjar 37,9 persen. Adapun, Anies Baswedan di angka 14,5 persen. Sebelum deklarasi, dukungan kepada Anies sebesar 19,7 persen. (*/raksul)