Alokasi Anggaran Rp15,4 Miliar, 24 Proyek Drainase di Makassar Diduga Bermasalah

  • Bagikan
Salah Satu Proyek Pengerjaan Drainase di Makassar

MAKASSAR, BACAPESAN.COM –Sebanyak 24 proyek drainase di Kota Makassar diduga bermasalah. Proyek dengan total anggaran Rp15,4 miliar tersebut tengah diendus oleh penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.

Sejatinya, proyek 24 titik drainase itu harus dikerjakan secara proporsional serta profesional. Soalnya, jelang musim penghujan tahun ini, peran drainase sangat urgen dalam mengantisipasi banjir serta genangan air di Kota Makasssar.

Beberapa titik kegiatan itu berada di kecamatan Tamalanrea, Manggala, Rappocini dan Biringkanaya.

Aktivis Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (DPN-GNPK) Pusat, Ramzah Thabraman, menyatakan mendorong Kejaksaan Tinggi Sulsel terus bergerak cepat memantau secara melekat proyek 24 titik pekerjaan drainase di Makassar.

“Proyek ini harus dikawal penuh. GNPK sudah melakukan penelusuran dan menemukan ada sejumlah pekerjaan yang diduga tidak sesuai bestek,” ujar Ramzah, Jumat (20/10).

Menurut Ramzah, proyek ini sangat perlu ditelisik lantaran menyangkut kepentingan orang banyak.

“Kualitas pekerjaan drainase itu sangat lah penting. Alasannya, sebentar lagi musim penghujan dan ancaman jika pekerjaan drainase itu dikerja asal asalan. Suda jelas akan memperparah terjadinya genangan serta banjir di Kota Makassar,” imbuh dia.

Ramzah meminta aparat penegak hukum tidak segan-segan untuk menindak pelaksana proyek yang diduga tidak sesuai bestek tersebut.

“Supaya ada efek jera karena proyek ini bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat,” ucap Ramzah.

Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tahun 2023, menganggarkan Rp15.469.062.500
untuk pekerjaan 24 titik rehabilitasi drainase. Leading sektornya, bidang PSDA Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.

Sementara itu, salah seorang penyidik di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan membenarkan tengah menelisik 24 proyek drainase tersebut. Menurut dia, masyarakat menyorot proyek itu karena diduga dikerjakan tidak sesuai dengan bestek.

“Kami tengah melakukan monitoring karena ada sorotan masyarakat terkait kualitas pekerjaan proyek tersebut,” kata penyidik tersebut. (*/raksul)

  • Bagikan

Exit mobile version