MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan berupaya mempertahankan satu kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan (Sulsel) I. Sayangnya, tiga dari delapan figur yang dijagokan, belum masif bergerak untuk sosialisasi ke calon pemilih.
Hal tersebut diakui oleh Sekertaris PPP Sulsel, Nur Amal. Menurut dia, baru lima bacaleg PPP di Dapil Satu untuk DPR RI yang jor-joran memperkenalkan diri ke masyarakat. “Tiga lainnya belum signifikan kelihatan,” ujar Nur Alam, baru-baru ini.
Kelima bacaleg yang gencar sosialisasi itu yakni petahana Amir Uskara, Imam Fauzan, Nur Syahadat Syam, Murni Mustari, dan Huswan Husain. Adapun tiga yang belum total bergerak adalah Muh Fitrah Yunus, Fardila Indria, dan Aisah Rahman.
“Yang lima selalu komunikasi. Adapun yang tiga mungkin lebih fokus untuk keluarga yang ada di daerah pelosok-pelosok,” imbuh Nur Alam.
Menurut Nur Alam, pihaknya tidak melakukan pergantian komposisi kandidat ke Komisi Pemilihan Umum hingga memasuki masa pencermatan. Daftar kandidat yang diusung dinilai mampu untuk mendapatkan kursi yang diperebutkan di dapil yang meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Lebih Nur Alam menjelaskan mengenai irisan suara Amir Uskara dengan anaknya, Imam Fauzan yang juga merupakan Ketua PPP Sulsel. Menurut dia, Imam memiliki jaringan dan basis massa sendiri mengingat statusnya saat ini sebagai legislator DPRD Sulsel.
Dia mengatakan, basis pemilih Imam dengan Amir relatif berbeda.
Pada Pemilu 2019, Imam Fauzan terpilih ke DPRD Sulsel melalui Dapil Makassar. Sementara Amir Uskara melenggang ke Senayan dengan mayoritas mendapat suara terbanyak dari Kabupaten Gowa.
“Imam Fauzan saat ini fokus di Makassar. Amir di Gowa dan Takalar. Mereka ditopang oleh infrastruktur DPC sampai Selayar,” ujar Nur Alam.
Mengenai ambang batas parlemen, menurut Nur Alam, dalam dua pemilu terakhir, PPP selalu diprediksi tidak akan mencapai parliamentary threshold atau perolehan di bawah 4 persen. Faktanya, kata Nur Alam, partai berlambang Ka’bah ini selalu luput dari lubang jarum.
“Kerja-kerja kader dari tingkat pusat sampai kabupaten/kota menjadi ukuran sehingga kami yakni pemilu kali ini tetap akan lolos. Kami ini tidak ingin terpengaruh hasil survei karena kami memiliki strategi agar bisa menambah kursi (Senayan),” ujar dia.
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir mengatakan PPP masih memungkinkan bisa mempertahankan satu kursi karena memiliki basis tersendiri.
“Saya kira bekerjanya Amir Uskara dan Imam Fauzan dan beberapa caleg lainya masih memungkinkan mengamankan satu kursi,” ujar Suwadi.
Tapi secara Nasional, kata Suwadi, PPP belum aman karena survei saat ini masih di bawah 4 persen. Pada Pemilu 2019, PPP memperoleh 4,52 persen atau hanya 19 kursi. Suwadi mengatakan, partai ini memiliki kelebihan karena perolehan mereka kerap tidak sejalan dengan hasil sigi.
“Mungkin hasil survei itu menjadi pemicu bagi kader untuk bekerja keras sehingga tetap lolos di pemilu lalu,” ujar Suwadi.
Suwadi juga menilai, Amir dan Imam akan berbagi peran untuk menggalang suara. Dia memastikan, basis suara di Gowa akan beririsan ketat.
“Imam bisa garap Makassar dan fokus wilayah di luar Gowa. Adapun Amir konsentrasi di Gowa sebagai wilayah yang punya pemilih cukup besar,” kata Suwadi. (*/raksul)